Banyak Permasalahan yang disampaikan oleh petugas di lapangan, untuk kegiatan Kartu tani, mulai dari :
1. Pendistribusian kartu tani yang memerlukan waktu yang tenaga,
2. Umur petani sudah tua untuk menggunakan teknologi dan menghafal PIN sudah tidak mampu.
3. Saat pembagian Kartu tani sebagian sudah kondisi meninggal dan penggantinya belum disampaikan, sehingga kartunya tidak bisa digunakan.
4. Perubahan sistem terkesan mempersulit, sehingga banyak petani yang pesimis.
5. Petani terkesan enggan menggunakan kartu tani karena penggunaannya dirasa kurang efektif dan efisien.
Dan berbagai permasalahan di lapangan lainnya.
Untuk selanjutnya diharapkan pendistribusian kartu tani agar terus dilaksanakan dan kepada Petugas Pertanian di lapangan agar mendukung penuh implementasi kartu tani dalam pelaksanaan pertanian, dan diharapkan mampu memberikan sosialisasi yang benar dan positif terhadap penggunaan kartu tani.
Disampaikan bahwa pemerintah pusat melalui kementrian pertanian akan mendistribusikan pupuk bersubsidi melalui Kartu tani, oleh karena itu penyebaran Kartu tani ke suluruh wilayah akan tetap dilakukan dan secara bertahap diharapkan dapat diberlakukan secara efektif pada tahun 2021. Di sisi lain sebelumnya Dirjend PSP Kementan telah menyampaikan distribusi kartu tani akan terus dilakukan tetapi dgn banyak petani yang belum punya Kartu tani maka akan dikeluarkan surat tentang sistematis pengeluaran pupuk bersubsidi bagi yang memiliki Kartu tani maupun yang belum mendapatkan Kartu tani.
Untuk Pupuk Indonesia akan tetap melaksanakan sosialisasi kepada distributor dan selanjutnya distributor melanjutkan sosialisasi ke pengecer pengecer karena banyak pengecer yang belum memiliki mesin untuk Kartu tani.
Demikian zoom meeting Implementasi Kartu tani wilayah Bali dan Sulawesi pada tanggal 2 Desember 2020.