(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

Subak Lanyahan Bila Kembangkan Pestisida Hayati Beauveria bassiana untuk Pengendalian Hama Ramah Lingkungan

Admin distan | 29 April 2025 | 13823 kali


Dalam upaya mendukung pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan, Subak Lanyahan Bila di Desa Bila melaksanakan kegiatan pembuatan pestisida hayati Beauveria bassiana. Kegiatan ini berlangsung pada hari Selasa, 29 April 2025, dengan pendampingan langsung dari Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) dan Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) dari BPP Kubutambahan Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng.

 Beauveria bassiana merupakan jamur entomopatogen yang secara alami mampu menginfeksi dan mematikan berbagai jenis hama tanaman, seperti walang sangit dan wereng. Penggunaan agen hayati ini menjadi solusi alternatif yang efektif dan lebih ramah lingkungan dibandingkan pestisida kimia sintetis. Di Desa Bila sendiri, serangan hama walang sangit menjadi salah satu keluhan utama petani, sehingga upaya pengendalian yang lebih lestari sangat dibutuhkan.

Pembuatan Beauveria bassiana dilakukan dengan metode fermentasi menggunakan media ekstrak kentang gula (EKG), yang terdiri atas 8 kg kentang, 400 gram gula, dan 25 liter air. Bahan-bahan tersebut dimasak, kemudian disaring dan diinokulasi dengan isolat Beauveria bassiana yang diperoleh dari Balai Proteksi Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (BPTPHBun) Provinsi Bali. Fermentasi dilakukan selama dua minggu menggunakan jeriken khusus yang disirkulasikan dengan bantuan aerator dan larutan kalium permanganat untuk menjaga kualitas udara dalam larutan.

Setelah proses fermentasi selesai, larutan Beauveria bassiana siap digunakan sebagai pestisida hayati dengan dosis aplikasi 10 ml per liter air. Penyemprotan ini diharapkan dapat menekan populasi hama secara efektif tanpa merusak keseimbangan lingkungan. Kegiatan ini merupakan bagian dari penguatan konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT), yang mendorong petani untuk lebih mengutamakan penggunaan Agens Pengendali Hayati (APH) dalam mengendalikan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT). Melalui kegiatan ini, diharapkan para petani semakin termotivasi untuk menerapkan metode pertanian yang berwawasan lingkungan, sekaligus meningkatkan produktivitas pertanian secara berkelanjutan.