Di BPP Buleleng, yang berlokasi di Desa Tukadmungga, Kecamatan Buleleng, semua PPL di Kecamatan Buleleng membuat Eco Enzyme.
Taukah Eco Enzyme itu apa? Eco enzyme adalah hasil dari fermentasi limbah dapur organik seperti ampas buah dan sayuran, gula ( gula merah atau gula pasir), dan air. Warnanya coklat gelap dan memiliki aroma fermentasi asam manis yang kuat. (14/7)
Eco enzyme mempercepat reaksi bio-kimia di alam untuk menghasilkan enzim yang berguna, dengan memanfaatkan limbah/sampah buah atau sayuran. Enzim dari “sampah” ini merupakan salah satu cara memanfaatkan sisa-sisa limbah dapur.
Sampah untuk membuat enzim tidak termasuk kertas, plastik, logam atau bahan kaca. Hindari makanan berminyak, ikan atau sisa daging (bisa digunakan sebagai bahan kompos kebun). Untuk membuat enzim berbau segar, tambahkan kulit jeruk / lemon atau daun pandan, dll.
Cara membuat Eco Enzym sangat mudah, yaitu :
a. Gunakan gula apapun selain gula putih.
b. Gunakan sisa-sisa dapur seperti kulit apel, jeruk, nanas, pir, semangka, lemon (kulit salak dan kulit durian tidak disarankan).
c. Tuang semua bahan ke dalam botol, bisa juga menggunakan blender untuk mencacah limbah, kemudian campur gula dan air dalam botol.
Simpan di tempat yang kering dan sejuk dengan suhu dalam rumahd. Biarkan selama 3 bulan, dan buka setiap hari di 2 minggu pertama, kemudian 2-3 hari sekali, kemudian seminggu sekali. Di minggu pertama akan ada banyak gas yang dihasilkan.Kadang ada lapisan putih di permukaan larutan. Jika cacing muncul tambahkan gula segenggam, aduk rata kemudian tutupe.
Setelah 3 bulan, saring eco enzyme menggunakan kain kasa atau saringan. cairan yang sudah disaring, diletakkan di botol-botol. Gunakan wadah yang bisa mengembang karena wadah akan terisi gas, dan dibuka untuk mengeluarkan gas. Warna ideal dari enzim eco adalah coklat gelap. Jika berubah menjadi hitam, tambahkan gula dalam jumlah yang sama untuk memulai proses fermentasi lagi. Jika memiliki lapisan putih, hitam atau coklat di atas enzim, abaikan saja.
Dan apabila menemukan lalat dan cacing dalam wadah, biarkan karena reaksi kimia enzim akan melarutkannya secara alami.Residu dapat digunakan lagi untuk batch baru produksi dengan menambahkan sampah segar. Residu juga bisa dikeringkan, kemudian diblender dan dikubur di dalam tanah sebagai pupuk.Manfaatkan dari residu (sisa) Eco enzyme bisa digunakan sbb :
a) Gunakan kembali untuk produksi berikutnya dengan menambahkan sampah segar.
b) Gunakan sebagai pupuk dengan mengeringkan residu, campurkan dan dikubur di dalam tanah.
c) Giling residu, tuangkan ke dalam mangkuk toilet, tambahkan gula merah dan siram untuk membantu membersihkan kotoran.Pembersih enzim ini 100% natural dan bebas dari bahan kimia, mudah terurai, lembut di tangan dan lingkungan.
Cairan ini juga penolak serangga alami seperti semut, serangga dll. Eco enzym bisa juga ditambahkan ke produk pembersih rumah tangga seperti shampo, pencuci piring, deterjen, dll. Selain untuk mengepel lantai, cairan ini juga bisa dimanfaatkan untuk menyiram tanaman dan merangsang hormon tanaman untuk meningkatkan kualitas buah dan sayuran sehingga dapat meningkatkan hasil panen. Eco enzyme tidak akan pernah kadaluwarsa. Jangan simpan di kulkas.
Jika setiap rumah tangga menggunakan sampah mereka, untuk menghasilkan enzim ramah lingkungan, setidaknya dapat menghentikan limbah dapur dari polusi tanah, sehingga dapat mengurangi pemanasan global. Selamat Mencoba.
(Penulis : Shinta Istihsan, SP dan Gede Arya Samaj, SST ).