Subak adalah sebuah organisasi sosial agraris yang berperan dalam mengatur dan mengelola sistem pengairan sawah di Bali. Dalam sistem subak, kelian subak beserta para anggota subak menerapkan suatu konsep yang dijadikan filosofi dalam menjalankan kegiatan subak yang dinamakan Tri Hita Karana. Tri Hita Karana secara harfiah diartikan sebagai tiga hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan (Parhyangan), manusia dengan manusia (Pawongan), serta manusia dengan alam (Palemahan). Ketiga hal tersebut menjadi fondasi kuat yang menyebabkan subak tetap eksis sampai saat ini.
Salah satu konsep Tri Hita Karana yang masih diterapkan oleh seluruh subak di Bali hingga saat ini adalah konsep Pawongan yang diimplementasikan dalam kegiatan pertemuan yang dinamakan Sangkepan/Sangkep. Khusus untuk subak-subak di Kecamatan Seririt, kegiatan sangkep rutin dilakukan setiap rahina anggara kasih serta tumpek. Pada hari ini, Selasa (6/11/2018) bertepatan dengan rahina anggara kasih, beberapa subak melakukan kegiatan sangkep, diantaranya Subak Puluran (Desa Pengastulan), Subak Lebah Mantung (Desa Pangkung Paruk), serta Subak Yeh Anakan (Desa Banjarasem). Kegiatan sangkep ini dihadiri oleh Kelian Subak, PPL wilbin, serta para anggota subak.
Tujuan dari kegiatan sangkep ini yaitu untuk berdiskusi membahas berbagai masalah maupun kendala yang dihadapi oleh krama subak selama bercocok tanam padi seperti permasalahan terhadap OPT (organisme pengganggu tanaman), masalah pengairan sawah, serta membahas rencana yang akan dilakukan untuk masa tanam yang akan datang.
Melalui kegiatan sangkep ini juga diharapkan semakin meningkatkan sinergitas antar anggota subak guna menunjang keberhasilan kegiatan usaha tani di Subak.
Ardhi Krisnawan/BPP Seririt