Pada hari Rabu, 4 September 2019 dilaksanakan musyawarah harga antara PT. Gudang Garam Cabang Singaraja dengan petani binaan difasilitasi oleh Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng yang dihadiri oleh Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bali, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Buleleng, Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, Bagian Ekonomi dan Pembangunan Setda Buleleng, APTI Provinsi Bali, APTI Kabupaten Buleleng dan perwakilan petani dari Kelompok Ghana Giri Amerta bertujuan untuk menyamakan persepsi antara perusahaan mitra dan petani binaannya terhadap biaya produksi rata-rata/unit (2 ha), estimasi produksi rata-rata per unit, serta harga masing-masing grade sehingga kedua belah pihak sama-sama diuntungkan. Disamping itu juga dapat menjalin hubungan yang lebih erat antara petani dan perusahaan mitranya terkait kegiatan budidaya, pengolahan maupun pasar.
Peran Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng adalah sebagai fasilitator kedua belah pihak. Dari rapat musyawarah harga ini dapat disepakati adalah : biaya produksi rata-rata per unit Rp. 138.000.000, estimasi produksi per unit 4.500 kg/ unit, dengan grade A0 Rp. 45.000/kg, L1 Rp. 43.500, L2 Rp. 42.000, L3 Rp. 40.000, L4 Rp. 37.000, L5 Rp. 35.500, L6 Rp. 33.000, L7 Rp. 29.000, L8. Rp. 26.000, OVS Rp.22.000, ZA Rp. 24.000, ZB Rp. 22.000 per kg dan semuanya dituangkan dalam berita acara. Mengingat biaya produksi dalam budidaya tembakau virginia cukup tinggi, padat modal dan tenaga kerja diharapkan petani dapat berhemat dalam pemanfaatanya sehingga keuntungan yang diperoleh bisa ditingkatkan.
Untuk pengomprongan daun tembakau bagi yang menggunakan gas dari dinas terkait diharapkan fasilitasi harga khusus dengan PT.Pertamina sehingga biaya pengomprongan bisa dihemat. Upaya dari dinas adalah berkoordinasi bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan, perusahaan mitra dan perwakilan kelompok dan perdagangan lebih awal sehingga keputusan harga khusus gas oleh petani bisa diperoleh sebelum pemanfaatan oleh petani mengingat proses pengambilan keputusan di pertamina Denpasar menunggu keputusan dari Jakarta... (Setiawan_Bid.Perkebunan)