Ketahanan pangan selalu menjadi prioritas utama pemerintah dalam pembangunan nasional karena memiliki implikasi yang luas terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan politik nasional. Dengan peran yang strategis tersebut kebijakan untuk meningkatkan produksi pangan dan kesejahteraan petani selalu menjadi agenda penting, terutama di Kementerian Pertanian. Dengan terus meningkatnya permintaan akan pangan (beras) serta kecenderungan terjadinya pelandaian produksi maka pemerintah berupaya melakukan sejumlah terobosan di antaranya dengan memperkenalkan padi hibrida. Varietas ini diharapkan mampu mendongkrak produksi beras secara nyata.
Program ketahanan pangan terus menjadi perhatian oleh karena itu untuk mendukung kegiatan ini pemerintah memberikan subsidi dengan menyediakan benih padi hibrida secara gratis. Pemerintah ingin menjadikan padi hibrida sebagai sumber baru pertumbuhan produksi beras nasional. Varietas padi hibrida ditargetkan mampu menyumbang tambahan tingkat produktivitas yang jauh lebih tinggi dibandingkan padi inbrida.
Hal tersebut juga dikemukakan oleh Made Juniarsa selaku Kasi Perbenihan dan Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura pada pertemuan di Subak Lanyahan Desa Tamblang (28/11). “Dalam proses budidaya padi selain penggunaan benih yang unggul, pengolahan tanah yang baik, pemupukan yang tepat dan berimbang, pengendalian hama/penyakit yang tepat dan pengairan harus tetap diterapkan sehingga pertumbuhan dan produksi padi yang didapatkan maksimal,” ungkapnya.
Pertemuan ini diikuti oleh Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng melalui Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Provinsi Bali, Kelian dan anggota Subak Lanyahan Desa Tamblang.
Padi hibrida merupakan salah satu teknologi di bidang pemuliaan tanaman yang dapat digunakan sebagai alternatif peningkatan produktivitas padi nasional melalui pemanfaatan fenomena heterosis yang terdapat pada turunan pertama (F1) suatu persilangan. Benih padi hibrida berbeda dengan inbrida dalam hal genetik, harga benih, dan status biji hasil panen (F2) yang tidak dapat dibudidayakan kembali karena akan mengalami degradasi (penurunan) hasil. Potensi hasil yang lebih tinggi dibanding padi inbrida, menjadi alasan utama pemanfaatan hibrida.
(Bidang Tanaman Pangan)