Rabu, 4 September 2019, Meeting atau pertemuan PPL di BPP Kecamatan Sukasada, sangat spesial karena dihadiri oleh 2 (dua) Kabid Perkebunan dan Kabid Penyuluhan, 2 Kasi (Kasi Kelembagaan dan Kasi Irigasi, serta PPS Bidang Perkebunan.
Dalam pertemuan yang dihadiri oleh semua PPL se Kec.Sukasada,itu dibuka oleh Koord.BPP.Lanjut, Kepala Bidang Penyuluhan menyampaikan beberapa hal terkait dengan yang berhubungan tugas-tugas penyuluh selaku ujung tombak dalam pembangunan pertanian khususnya di wilbinnya. Beliau meminta awali kegiatan dengan berpedoman dengan data, diantaranya data potensi wilayah, monograpi dan data itu harus diapdit setiap tahun, alangkah sempurnanya kalau data itu diisi data perkembangan yang akurat di wilbinnya. Kesemua itu merupakan dasar untuk menyusun program apa yg akan dikerjakan di di wilbinnya.
PPL, PPS, harus tetap membuat laporan BOP yang diterima setiap bulan. Demikian pula PPL juga tetap meningkatkan 5 kelas kelompok setiap tahunnya.
Kepala Perkebunan menyampaikan data base perkebunan yang dilaporkan supaya benar-benar valid, yang data itu semua sumbernya dari PPL. Terkait dengan pengembangan tanaman vanili di Kabupaten Buleleng semakin menjamur, beliau meminta supaya di cermati dengan benar, artinya alangkah sempurnanya jika semua PPL ikut mendata, mencatat mengamati, membina pada kelompok yang akan dan yang sudah mengembangkan vanili itu. Demi berhasilnya vanili di Buleleng, itu semua tidak terlepas dari peran seorang PPL, bahkan jika PPL mampu menciptakan kelompok marketing vanili, karena pengembangan atau usaha pervanilian tanpa didukung makerting yang baik ,pengembangan vanili itupun akan mandeg. Lanjut beliau juga menyampaikan tentang jamur akar putih yang menyerang cengkeh di Buleleng nota bene sudah mencapai 73% (43 katagori ringan dan 30 katagori berat). Ini merupakan tantangan bagi kita semua, karena target Buleleng mulai bebas JAP tahun 2022, itu semua tergantung dari peran serta para penyuluh wilbin, bagaimana menyadarkan semua stekholder terutama petani itu sendiri supaya disiplin dalam penanggulangannya.Tanpa peran Penyuluh maka keberhasilan itu kecil.Di akhir arahan beliau selaku Kabidbun, menyampaikan mempunyai target produksi 5000 ton glondong merah khusus pada Kopi Arabika, sehingga Kopi Arabika mampu memiliki icon atau brand khusus Buleleng.Itu semua juga tidak terlepas dari peran PPL yang tangguh seperti kalian semua.
Kasi Kelembagaan, menyampaikan, semua bantuan atau kegiatan yang mengarah pada keterkaitan dengan dana, sepatutnya diberikan pada kelompok yang sudah terdaftar di SIMLUHTAN. Juga terkait dengan Simluhtan kelompok, akan dibuatkan registrasi di tiap kecamatan sehingga akan mudah memantau di kabupaten.
PPS Perkebunan yang sekaligus sebagai petugas pengimpun database pertanian bidang perkebunan, meyampaikan data statistik yg dilaporkan pertriwulan ke kabupaten supaya mendekati kebenaran. Tehnik penghitungannya dengan cara samplingrandom acak, dimana setiap kelompok atau subak diambil 3 petani untuk diminta datanya,terkait luas,jml tanaman,produksi dsb, lanjut dari jml kelopok,subak, itu dijumlah kemudian dibagi dengan luas yg diperoleh, sehingga didapat provitasnya. pendataan itu memang agak sulit, tetapi pedoman yang dipakai untuk mendekati kebenaran di dalam pengimputan data dilapangan adalah bersumber dari buku PDKP (pedoman dasar komoditas perkebunan), dibuku itu sudah dituangkan berbagai hal tentang pencarian data yang benar.
Lanjut PPS bun menyampaikan, benefit yg dapat dibanggakan terkait dengan PPL aktif yg masih mengejar pangkat dari angka kredit poin, ya itu dipakai. Dalam tanda petik data statistik bisa dipakai, itu bisa masuk ke Survey peningkatan analisa usahatani dan produksi komoditi perkebunan. Bahkan itu bisa dipakai dalam konsultasi pemecahan masalah, kedua itu nilainya sangat bagus.
Terakhir sebelum ditutup oleh Koordinator BPP diselingi diskusi untuk menghidupkan suasana pertemuan, sehingga kesannya selalu mengacu dua arah yang menguntungkan. (Adm_Bid.Perkebunan)