(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

Penyerahan Bantuan Sarana dan Perlengkapan APD Pengendalian Penyakit Blas Tanaman Padi bagi Subak Tegallinggah, Desa Tegallinggah, Kec. Sukasada, Buleleng

Admin distan | 28 September 2020 | 113 kali

Penyakit blas disebabkan oleh jamur Pyricularia grisea, banyak ditemukan berkembang di pertanaman padi sawah. Jamur P. grisea dapat menginfeksi pada semua fase pertumbuhan tanaman padi mulai dari persemaian sampai menjelang panen. Pada fase bibit dan pertumbuhan vegetatif tanaman padi, P. grisea menginfeksi bagian daun dan menimbulkan gejala penyakit yang berupa bercak coklat berbentuk belah ketupat yang disebut blas daun. Pada fase pertumbuhan generatif tanaman padi, gejala penyakit blas berkembang pada tangkai/leher malai disebut blas leher. Perkembangan parah penyakit blas leher infeksinya dapat mencapai bagian gabah dan patogennya dapat terbawa gabah sebagai patogen tular benih (seed borne). Pada lingkungan yang kondusif, blas daun berkembang pesat dan kadang-kadang dapat menyebabkan kematian tanaman. Penyakit blas leher dapat menurunkan hasil secara nyata karena menyebabkan leher malai mengalami busuk atau patah sehingga proses pengisian malai terganggu dan banyak terbentuk bulir padi hampa. Gangguan penyakit blas leher di daerah endemis sering menyebabkan tanaman padi menjadi puso. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit blas seperti tanah, pengairan, kelembaban, suhu, pupuk dan ketahanan varietas. Faktor-faktor tersebut merupakan komponen epidemi penyakit yang dapat dikelola untuk tujuan pengendalian penyakit blas. Upaya untuk mengendalikan penyakit blas melalui pengelolaan komponen epidemi secara terpadu mempunyai peluang keberhasilan tinggi.
Kiat-Kiat Pengendalian Penyakit Blas:
1.Gunakan varietas tahan sesuai dengan sebaran ras yang ada di daerah setempat.
2.Gunakan benih sehat.
3.Hindarkan penggunaan pupuk nitrogen diatas dosis anjuran.
4.Hindarkan tanam padi dengan varietas yang sama terus menerus sepanjang tahun.
5.Sanitasi lingkungan harus intensif karena inang alternatif patogen dapat berupa rerumputan.
6.Hindari tanam padi terlambat dari tanaman petani di sekitarnya.
7.Pengendalian secara dini dengan perlakuan benih sangat dianjurkan untuk menyelamatkan persemaian sampai umur 30 hari setelah sebar. Melakukan penyemprotan mengunakan agen pengendali hayati Paenibacillus polymyxa baik untuk tindakan preventif dan kuratif
8.Penyemprotan fungisida sistemik sebaiknya 2 kali pada saat stadia tanaman anakan maksimum dan awal berbunga untuk mencegah penyakit blas daun dan blas leher terutama di daerah endemik.
9.Hindarkan jarak tanam rapat (sebar langsung).
10.Pemakaian kompos sebagai sumber bahan organik.

Terkait dengan upaya pengendalian penyakit blas tanaman padi di Subak Tegallinggah, Desa Tegallinggah, Kec.Sukasada telah disampaikan
bantuan fungisida topsin untuk gerakan pengendalian penyakit blas dimaksud beserta sarana perlengkapan APD (topi, sarung tangan dan masker) Senin 28 September 2020 dari UPTD BPTPH Provinsi Bali

#BidangTP