Kamis, 20 Juni 2019
Cuaca yang tidak menentu, terkadang cerah dibarengi angin kencang, sebaliknya terkadang hujan dibarengi kelembaban tinggi. Cuaca yang seperti itu merupakan faktor pendukung untuk berkembang dan menyebarnya Organisme Pengganggu Tanaman ( OPT ). Tanaman yang riskan terhadap cuaca seperti itu yakni tanaman cengkeh. Tanaman cengkeh akan mudah terserang jamur, salah satunya adalah Jamur Akar Putih (JAP), yang sudah disinyalir sangat tinggi menyerang tanaman cengkeh. Disinilah peran seorang Penyuluh sebagai pendamping para masyarakat tani yang bermukim di pedasaan. Masyarakat tani yang tergabung dalam Kelompok Tani/ Subak Abian/ Kelompok Wanita Tani dsb, tanpa keberadaan seorang Penyuluh, maka keberadaan petani tidak kokoh dalam meningkatkan usahataninya.
Maka pendampingan seorang penyuluh sangat dibutuhkan, karena dengan seorang Penyuluh ditempatkan di setiap desa, niscaya akan mampu mendorong kemandirian petani itu sendiri, paling tidak para petani ada tempat untuk bertanya, untuk minta petunjuk, untuk memberikan rumusan pada usahatani yang digelutinya.
Atas dasar itu Penyuluh Kabupaten (Ketut Sumantia,SP) yang didampingi oleh Petugas dari UPTD Laboratorium DISTPHBUN Propinsi Bali, memberikan praktek pembuatan APH (Agensia Pengendali Hayati), yang menggunakan Insolat Tricoderma, dengan bahan dasar air dicampur gula aren atau air kelapa muda. Campuran tersebut di fermentasi atau digoyangkan selama seminggu. Hasil dari fermentasi itulah yang nantinya akan digunakan sebagai pestisida nabati untuk menggempur jamur akar putih yang menyerang tanaman cengkeh.
Diarahkan kepada semua yang hadir yg terdiri dari 4 Kelompok Tani untuk melakukan :
1. Pembuatan APH-Pesnab dengan Insolat Tricoderma.
2. Setiap kelompok menentukan 5 petani yang dipakai uji lapang dan setiap petani memilih 5 pohon cengkeh untuk pengujian, dan 5 pohon tersebut diisi huruf A,B,C,D dan K. Setiap pohon diuji dengan memberikan perlakuan yang berbeda. Yaitu
Pohon A. untuk perlakuan lengkap, diberikan Tricoderma, pupuk organik, disemprot pesnab, dipangkal pohon dan di tajuk dipupuk organik di akar dan di batang di infus dengan pesnab.
Pohon B. Hanya dipupuk organik APH dipangkal ditambah dengan infus MS Tricoderma di batang
Pohon C. dipupuk organik APH di pangkal dan diinfus dengan MS.Tricoderma di akar cengkeh.
MS (metabolit skunder) tricoderma tanpa campuran air (murni)
Pohon D. perlakuan dengan spraying MS Tricoderma ditambah pupuk organik APH.
Dan Pohon K. sebagai pohon kontrol yang perlakuannya tanpa apa-apa.
Sebelum perlakuan harus dilakukan pengamatan untuk mengetahui tingkat serangan. Selanjutnya setelah perlakuan juga diamati keberhasilannya, berapakah score yang didapat. Pengawalan itulah yang dilakukan oleh Penyuluh pendamping POPT Tanaman Cengkeh di Desa Mengening
( Ketut Sumantia, SP_Bidang Perkebunan )