Sebagian penyakit terpenting yang menyerang cabai di Indonesia ini distimulasikan oleh kondisi lembab pada daerah pertanaman. Hal ini yang mendasari pengamatan kali ini. Senin, 01 Juli 2019 dilaksanakan pengamatan lanjutan kejadian penyakit pada tanaman cabai milik salah satu petani di Desa Les Kec. Tejakula Kab Buleleng, Bali bernama Pak Ketut Oka Pengamatan yang dilakukan oleh POPT Kec. Tejakula menemukan beberapa gejala penyakit yaitu, daun menguning buah mengkerut dan busuk yang dilakukan pada beberapa bulan lalu yang dianulir penyakit Antraknosa, sehingga direkomendasikan pembersihan lahan dan pemotongan tanaman yang terserang, sehingga pengamatan kali ini untuk melihat perkembangan penyakit dan efek rekomemdasi yang diberikan.
Berdasarkan pengamatan hari ini, lingkungan tanaman yang waktu pengamatan awal terlihat sangat lembab, namun sekarang sudah terlihat bersih dan rapi sehingga dimungkinkan penyebaran penyakit berkurang.
Pada dasarnya Patogen Antraknosa dapat masuk menginfeksi tanaman melalui luka maupun secara langsung. Sedangkan keadaan yang basah dan adanya air hujan sangat berperanan dalam penyebaran spora dari satu tanaman ke tanaman lain atau dalam kata lain keadaan yang lembab.
Edukasi maupun penyuluhan terus dilakukan guna mensosialisasikan dampak dan kerugian yang yang ditimbulkan dari penyakit ini, sehingga dengan adanya kemajuan pada petani pada pengamatan kali ini, ini menggambarkan bahwa penyuluhan sangat penting dan pemberian beberapa rekomendasi yang diberikan harus tepat dan mudah dilakukan sehingga diharapkan mampu menekan keberadaan penyakit antraknosa pada cabai.
( I Kade Purnawirawan Putra, Kec. Tejakula )