Senin, 15 April 2019
Nyoman suastika selaku Petugas POPT di BPP Kec. Busungbiu melakukan penyisiran khususnya di lahan sawah terkait dengan hama penyakit yang menyerang tanaman padi. Penyisiran kalai ini berlokasi di Subak Telaga, di dampingi oleh PPL Wilbin dan Kelian Subak Telaga. Salah satu hama yang paling sering dan banyak menyerang yaitu hama penggerek batang. Penggerek batang mempunyai beberapa jenis, ada penggerek batang padi kuning (1), putih (2), bergaris (3) dan merah jambu dengan istilah sundep (anakan kerdil) atau beluk (gabah hampa).
Ciri padi terserang sundep bisa dilihat dari gejala anakan yang kerdil atau bahkan mati, kemudian malai padi yang terbentuk berwarna coklat, kering atau gabah hampa dan saat batang dicabut mudah untuk terlepas.
Penggerek batang menyerang sejak fase bibit hingga pembentukan malai. Ngengat dewasa aktif pada malam hari dan siklus hidup sekitar 40-70hari, tergantung jenisnya. Telur biasanya diletakkan dibawah permukaan daun atau dekat ujung daun dengan ciri seperti gundukan kecil yang diselimuti bulu-bulu halus mengkilap yang berasal dari bulu belakang ngengat induk betina.
Pergerakan larva setelah menetas adalah ke arah menuju pangkal dan mulai menggerek atau merusak pada anakan utama, hingga setelah mulai dewasa beralih ke anakan lainnya. Larva awalnya menyerang akar hingga menyerang batang padi bagian dalam. Saat larva menyerang akar gejala yang ditimbulkan berupa anakan kerdil atau mati.
Sedangkan ketika larva sudah masuk ke dalam batang, maka larva akan merusak pembuluh bagian dalam batang. Sehingga batang putus dan saat di cabut mudah terlepas. Larva penggerek batang dapat dengan mudah dikenali ketika berada di dalam batang. Dengan melihat kebiasaan tersebut, pengendalian hama lebih efektif dengan menekan populasi ngengat dewasa. Karena fase merusak pada larva lebih sulit dikendalikan daripada menangkap dewasa.
( Wahyu_BPP Busungbiu )