Kamis, 15 Agustus 2019
drh. Gusti Lanang (selaku petugas keswan) melaksanakan penelusuran sapi Bali yang mengalami kelainan genetik, bertempat di Simantri 424 "Poktan Busung Magelung" Desa Busungbiu, Kecamatan Busungbiu di dampingi ketua kelompok yaitu Bapak Gede Liom.
Kelainan genetik pada sapi yang dimaksud berupa panjut. Sapi panjut adalah sapi bali yang ujung ekornya berwarna putih (normalnya berwarna hitam). Ada 2 ekor sapi yang mengalami kelainan tersebut. Kelahiran sapi pertama dengan memanfaatkan program IB (inseminasi buatan) dan sapi yang kedua dengan kawin alami. Selain panjut, ditemukan adanya beberapa pola warna pada sapi yang menyimpang seperti dikemukakan Hardjosubroto dan Astuti (1993), yaitu:
- Sapi injin adalah sapi bali yang warna bulu tubuhnya hitam sejak kecil, warna bulu telinga bagian dalam juga hitam, pada yang jantan sekalipun dikebiri tidak terjadi perubahan warna.
- Sapi mores adalah sapi bali yang semestinya pada bagian bawah tubuh berwarna putih tetapi ada warna hitam atau merah pada bagian bawah tersebut.
- Sapi tutul adalah sapi bali yang bertutul-tutul putih pada bagian tubuhnya.
- Sapi bang adalah sapi bali yang kaos putih pada kakinya berwarna merah.
- Sapi cundang adalah sapi bali yang di dahinya berwarna putih.
Ciri-ciri sapi Bali :
1. Warna bulunya pada badannya akan berubah sesuai usia dan jenis kelaminnya, sehingga termasuk hewan dimoprhism-sex. Pada saat masih “pedet”, bulu badannya berwarna sawo matang sampai kemerahan, setelah dewasa Sapi Bali jantan berwarna lebih gelap bila dibandingkan dengan sapi Bali betina.
2. Kaki di bawah persendian karpal dan tarsal berwarna putih. Kulit berwarna putih juga ditemukan pada bagian pantatnya dan pada paha bagian dalam kulit berwarna putih tersebut berbentuk oval (white mirror).
3. Ukuran badan berukuran sedang dan bentuk badan memanjang.
4. Kepala agak pendek dengan dahi datar.
5. Badan padat dengan dada yang dalam.
6. Tidak berpunuk dan seolah tidak bergelambir
7. Kakinya ramping, agak pendek menyerupai kaki kerbau.
8. Dada punggungnya selalu ditemukan bulu hitam membentuk garis (garis belut) memanjang dari gumba hingga pangkal ekor.
9. Cermin hidung, kuku dan bulu ujung ekornya berwarna hitam.
10. Tanduk pada sapi jantan tumbuh agak ke bagian luar kepala, sebaliknya untuk jenis sapi betina tumbuh ke bagian dalam.
Abidin (2008) menyatakan bahwa kemampuan reproduksi sapi bali adalah terbaik di antara sapi-sapi lokal di Indonesia, karena sapi bali bisa beranak setiap tahun. Dengan manajemen yang baik penambahan berat badan harian bisa mencapai 0,7 kg per hari. Keunggulan yang lain bahwa sapi bali mudah beradaptasi dengan lingkungan yang baru, sehingga sering disebut ternak perintis.
Sumber :
http://sapi-sapibali.blogspot.com/p/tentang-sapi-bali.html?m=1
(Wahyu.W_BPP Busungbiu)