Senin, 15 Juli 2019.. Telah berlangsung kegiatan penebaran pupuk dolomit di salah satu petani yang menjadi Domonstration Plot (Demplot) pada Subak sawah bertempat di Desa Kedis. Luasan lahan sawah yang akan dijadikan demplot sebanyak 1,5Ha digarap oleh 2 orang petani (Wayan Sudirja & Nyoman Maba).
Untuk mengatur pH tanah biasanya para petani menggunakan pupuk dolomit, pupuk ini sangat kaya akan kandungan kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg). Dimana fungsi umum dari pupuk ini secara umum adalah untuk menetralkan keasaman tanah atau menaikkan pH tanah. Selain itu pupuk dolomit juga berfungsi untuk menjaga ketersediaan unsur hara mikro dan untuk menggemburkan tanah. Ada dua cara dalam aplikasi pupuk dolomit yaitu :Pertama -> ditebar : cara ini digunakan untuk memperbaiki keadaan tanah. Pupuk ditabur merata sebelum ditanami.Kedua -> dimasukkan dalam lubang : apabila pupuk dolomit diaplikasikan sebagai pupuk dasar perkebunan. Pupuk dimasukkan ke dalam lubang tanam kemudian dicampur dengan pupuk lain, timbun dengan tanah dibiarkan kurang lebih selama 2 Minggu dan bibit siap untuk ditanam.
Untuk diketahui bahwa lahan yg dijadikan sebagai Demplot kali ini memiliki pH tanah (4.0) dimana angka tersebut terbilang asam untuk kategori lahan sawah. Anjuran dosis pupuk dolomit yang mestinya dipergunakan menurut (Rosyid, 2019) adalah untuk menaikkan pH tanah dalam 1 point diperlukan 2 ton (2.000 kg) per hektar. Sebagai contoh pH awal kita menunjukkan angka 4.0 sedangkan pH tanah yg diharapkan adalah 6 maka, pupuk dolomit yang mestinya kita aplikasikan sebanyak 4 ton.(Wahyu _BPP Busungbiu).
SUMBER :Aji, W. 2016. Dosis dan Cara Penggunaan Pupuk Dolomit. Kabar Tani. https://kabartani.com/dosis-dan-cara-penggunaan-pupuk-dolomite.html.
Rosyid, A. 2019. Cara Menghitung Kebutuhan Dolomit per Hektar. Kampus Tani. https://www.kampustani.com/cara-menghitung-kebutuhan-dolomit-per-hektar/amp/.