Rabu, 17 Juli 2019 bertempat di Bale Subak Abian Wana Amertha Desa Umejero, Kecamatan Busungbiu dilaksanakan Pendampingan Kegiatan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Cengkeh, yang melibatkan 2 Subak Abian(SA) yaitu SA. Wana Amertha dan SA. Linggasana. Kegiatan dihadiri oleh I Wayan Murya, SP. dari UPTD Laboratorium Perlindungan Tanaman Perkebunan Bedulu Gianyar dan staf, Putu Oka Sastra, SP, MMA. Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Buleleng dan staf, serta Pendamping Lapang(PL) Desa Umejero. Kegiatan praktek kebun difokuskan untuk pengendalian penyakit Jamur Akar Putih (JAP) yaitu melaksanakan pengamatan awal, aplikasi Metabolit Sekunder (MS) trichoderma, aplikasi pupuk organik Organisme Pengendali Hayati (pupuk organik ber APH) dan pupuk organik granul. Guna mendapatkan metode aplikasi yang efektif untuk penerapan selanjutnya, kelompok diajak melaksanakan Kaji Lapang 4 perlakuan dan 1 kontrol dengan 5 ulangan. Perlakuan A, perlakuan ideal yaitu pengolesan pangkal batang/akar dengan larutan MS, infus batang dan infus akar dengan larutan MS dan spraying. Perlakuan B infus batang dengan larutan MS, Perlakuan C infus akar dengan larutan MS. Perlakuan D spraying dengan larutan MS konsentrasi 10 ml/ lt air. Dan tanpa perlakuan atau Kontrol (K). Perlakuan A, B, C, D setelah pangkal batang dibuka dengan menggali tanah selebar 50 Cm keliling pohon, dilaksanakan pengamatan serangan JAP dan diberi skor, kemudian ditambahkan pupuk organik ber APH sebanyak 20 kg, pada pangkal batang kemudian ditimbun dengan tanah bekas galian, diberi serasah/ mulsa guna menjaga kelembaban tanah, disiram atau pengairan sistim tetes.
tetapi khusus perlakuan A dilaksanakan pengolesan pada akar dengan larutan MS yang sebelumnya akar tersebut dibersihkan dengan sikat dari kawat. Pada batas tajuk daun/kanopi tanaman dibenamkan pupuk organik granule sebanyak 10 kg melingkar secara merata dan ditimbun tanah. Disarankan agar dilaksanakan pengamatan rutin seminggu sekali guna mengetahui perkembangan dan penyempuraan terutama infusnya . Dari kajian tersebut diharapkan setelah 3/4 bulan berikutnya dilaksanakan pengamatan akhir untuk mendapatkan data dampak dari pada berbagai perlakuan tersebut. Sehingga didapatkan data untuk diolah dan dianalisa sebagai tujuan akhir berupa kesimpulan. Harapannya diperoleh hasil yang bisa dipakai sebagai dasar penerapan pengendalian penyakit JAP pada tanaman cengkeh dimasa mendatang. Peserta sangat antusias mengikuti kegiatan pelatihan dan sebelum kegiatan ditutup diisi dengan diskusi dan tanya jawab. (I WAYAN SUANDIA, SP _PPL. UMEJERO)