Tersedianya berbagai varietas padi lokal di hampir semua daerah di Indonesia tentu menjadi salah satu keunggulan tersendiri bagi daerah tersebut. Padi lokal biasanya sangat disukai masyarakat setempat karena daya adaptasi dan rasa nasi yang khas, namun kelemahannya biasanya umur terlalu panjang dan mudah rebah. Kelemahan tersebut dapat diperbaiki melalui pemuliaan mutasi tanpa merubah sifat lain yang sudah disukai. Perbaikan kelemahan sekaligus akan melestarikan plasma nutfah padi lokal tersebut.
Pemerintah Kabupaten Buleleng melalui Dinas Pertanian menjalin kerjasama dengan Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasa Badan Tenaga Nuklir Nasional (PAIR-BATAN) untuk melestarikan plasma nutfah yang ada di Kabupaten Buleleng, salah satunya adalah Perbaikan Varietas Padi Lokal Buleleng (Padi Merah Munduk) dengan Pemuliaan Mutasi. Tujuannya untuk mendapatkan varietas keturunan padi lokal Buleleng umur genjah tahan rebah, rasa nasi seperti aslinya. Adapun beberapa tahapan kegiatan yang dilakukan yaitu: (1) pembentukan galur (pembentukan keragaman genetik melalui mutasi radiasi sinar gamma dosis 200 dan 300 Gy dan seleksi tanaman target pada populasi M2); (2) pemurnian tanaman terseleksi (M3 – M7); (3) pengujian (galur yang sudah murni) dan penulisan proposal pelepasan varietas.
Penanaman generasi M1 telah dilaksanakan pada awal tahun 2019 di Balai Benih Utama (BBU) Desa Tangguwisia, Kecamatan Seririt. Penanaman generasi M2 dilakukan bulan Oktober 2019 dengan teknik dan metode sesuai petunjuk Tim PAIR-BATAN.
Selasa, 28 April 2020 dilaksanakan penanaman generasi M3 yang kali ini dilaksanakan di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Busungbiu. Dengan dipimpin langsung oleh Bapak Kepala Bidang Tanaman Pangan, Ir. I Made Gelgel, penanaman dapat berjalan sesuai harapan. Turut serta dalam kegiatan tersebut adalah Kasi Perbenihan dan Perlindungan, Kasi Produksi dan juga Kasi Pemasaran dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan beserta beberapa staf, Koordinator Petugas Pertanian Kecamatan Busungbiu, PPL, dan beberapa petani penggarap lahan yang ada di BPP tersebut. Pelaksanaan penanaman tetap mengikuti prosedur atau teknik-teknik yang sudah diberikan sebelumnya oleh Tim PAIR-BATAN bahkan pada penanaman kali ini menggunakan sistem tanam Jajar Legowo 2:1 dan difokuskan untuk penanaman benih hasil radiasi sinar gamma dosis 200 Gy.
Setelah acara penanaman selesai, Kepala Bidang Tanaman Pangan memberikan arahan terkait kelanjutan penanaman benih hasil radiasi sinar gamma dosis 300 Gy. Beliau berharap agar dalam waktu dekat, penyiapan lahan pesemaian sudah bisa dilakukan sesuai prosedur yang sudah ditetapkan. Dengan semangat dan tentunya koordinasi yang baik, Beliau yakin kegiatan ini dapat terlaksana dan nantinya bisa memberikan hasil sesuai harapan.
Nerlin/BidangTP