Kabupaten Buleleng telah ditetapkan oleh menteri pertanian tahun 2017 sebagai salah satu wilayah sumber perbibitan sapi Bali di wilayah Bali. Sebagai tindak lanjutnya pemerintah pusat melalui Departemen Pertanian, dalam upaya peningkatan populasi sapi Bali di Kabupaten Buleleng. Maka pemerintah pusat melalui Departemen Pertanian dengan sumber dana APBN Tahun 2019, menyalurkan bantuan sapi bibit indukan sebanyak 105 ekor untuk 8 kelompok ternak yang tersebar di Kabupaten Buleleng.
Pada kesempatan ini sesuai jadwal kamis, 18 juni 2020 kami/Tim Teknis PKH Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng yang terdiri dari Kepala Bidang PKH, Kasi Perbibitan dan Produksi Peternakan, Kasi Kesehatan Hewan dan Pengawas Mutu Bibit Ternak kunjungan ke kelompok Tani Suka Duka Desa Banyuning, Kecamatan Buleleng untuk melaksanakan Pembinaan, monitoring dan evaluasi terhadap bantuan yang telah diterima berupa sapi bibit indukan sebanyak 20 ekor untuk di ketahui perkembangannya setelah 5 bulan menerima bantuan ternak yaitu pada bulan desember 2019. Dari hasil monev diketahui bahwa 20 ekor sapi yang diterima kelompok, semuanya dalam kondisi sehat dan beberapa sudah ada bunting.
Bantuan yang diterima kelompok sebagian besar tidak ada masalah kecuali ada salah satu indukan sapi mengalami gangguan reproduksi seperti awalnya sapi indukan tersebut mengalami birahi, namun tidak dikawinkan karena belum cukup umur dan belum dewasa kelamin selanjutnya sapi tersebut tidak mau birahi lagi. Dari pihak Tim teknis PKH akan menindak lanjuti melalui dokter hewan kecamatan melakukan pemeriksaan gangguan reproduksi.
Sapi indukan yang birahi masih menggunakan kawin alam, alasan anggota kelompok karena sapinya masih dara, petugas teknis menyarankan agar setelah kelahiran anak pertama, kemudian birahi selanjutnya agar memakai jasa petugas IB (Insenminasi Buatan). Maksudnya perkawinan melalui jasa IB salah satunya, disamping untuk mencegah penularan penyakit hewan menular, juga yang utama untuk meningkatkan kualitas sapi bibit Bali baik secara performen maupun secara genetik. Ketersediaan pakan ternak yaitu Hijauan Pakan Ternak cukup tersedia di wilayah kelompok, dapat terlihat kondisi sapi sehat dan gemuk dengan rata rata BCS (BODY CONDITION SCORE) 3 - 4. BCS sangat berguna bagi peternak untuk mengetahui tingkat atau derajat kegemukan/kekurusan sapi, apakah sapinya cukup diberi pakan atau tidak setiap harinya, dengan BCS dapat diketahui tingkat kesuburan reproduksi sapi, dengan BCS dapat diketahui derajat kesehatan sapi dan sakit penyakit yang menyerang serta banyak manfaat diketahui melalui BCS.
Score BCS dari 1-5., keterangan BCS 1 Sapinya sangat kurus sekali, BCS 2 sapinya kurus, BCS 3 sedang kegemukannya, BCS 4 sapinya gemuk, BCS 5 sapinya sangat gemuk.
Kelompok Suka Duka aktif dan setiap bulan sekali mengadakan pertemuan anggota kelompok, buku administrasi cukup lengkap, ada iuran wajib, dalam pertemuan disamping melengkapi adminitrasi kelompok juga membahas permasalahan yang muncul di kelompok. Pak Kabid PKH menyarankan kondisi keaktipan kelompok tetap di jaga seterusnya, dinamika kelompok cukup bagus, kalau ada sapi yang gangrep secepatnya melapor ke petugas dokter hewan dikecamatan untuk secepatnya dilakukan pemeriksaan gangrep. Secara berkala setiap 6 bulan sekali melakukan pemeriksan kesehatan sapinya dengan memanggil dokter hewan kecamatan, diharapkan dengan adanya bantuan sapi ini tidak ada masalah di kelompok bahkan seharusnya menambah semangat anggota kelompok untuk beraktivitas berkelompok, di harapkan kelompok aktiv mencari informasi untuk kemajuan kelompok, aktif berpartisipasi pada setiap ivent yang diadakan pemerintah seperti bursa ternak, kontes ternak dan lain-lain. Kartu ternak sapi harus di simpan dengan baik untuk mengetahui perkembangan/ keadaan sapi. Dalam pengelolaan bantuan sapi, kelompok telah membuat berita acara serah terima dari ketua kelompok ke anggota kelompok dan dilengkapi foto - foto serah terima, telah dibuat aturan pengelolaan yang mengikat anggota kelompok dengan prinsip saling menguntungkan.
Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Bapak I Made Suparma, S.Pt menyarankan setelah bantuan diterima dan berjalan selama 5 bulan diwajibkan membuat laporan pertanggung jawaban kelompok (LPJ) dan laporan perkembangan ternak setiap 3 bulan sekali. Saat menerima monev dari Tim PKH Distan Kabupaten Buleleng, anggota kelompok sangat antusias dan aktif mengikuti pertemuan tersebut, banyak persoalan yang muncul di kelompok dipertanyakan dalam pemeliharaan sapi seperti mengenai kepengurusan kelompok, IB, Kesehatan sapi, kesuburan sapi dihubungkan dengan kegemukan sapi, program sikomandan 2020, hijauan pakan ternak dan lain-lain sehingga acara monev berjalan lancar, dan banyak hal positip yang dapat dipetik oleh petugas dan para peternak dalam pertemuan tersebut. Sebagai penutup acara monev, Tim PKH meninjau ternak sapi bantuan sapi sumber dana APBN yang dipelihara kelompok, keadaan sapi tampak sehat dan gemuk serta praktek BCS sapi.
Demikian kegiatan kami lakukan sebagai laporan ke atasan dan sebagai bahan dasar kajian selanjutnya, sekian dan terima kasih
#Widi/Bidang PKH