Dalam rangka mengantiaipasi masuknya penyakit African Swine fever (ASF) atau penyakit eksotik ke Pulau bali tercinta ini berbagai upaya dilakukan baik oleh emerintah Pusat, Propinsi juga Pemkab. Buleleng melalui kegiatan yang pertama Mapping atau pemetaan dimana daerah daerah yang beresiko, kemudian sosialisasi di kecamatan Gerokgak dan kecamatan Banjar, disamping itu Pemerintah pusat juga memfasilitasi kegiatan Simulasi yang dilaksankan di Kuta, dan tindak lanjut semua itu untuk bisa memerceat pendeteksian terhada penyakit ASF ini sudah di bentuk DE di kecamatan di propinsi Bali yang kemungkinan beresikoterhadap penyakit ini, dan pda tanggal 13 Januari 2020 bertempat diruang pertemuan Balai Besar Veteriner Denpasar dirumuskanlah format investigasi bersama kepala balai Bbvet, Kabid. keswan. Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Prop. Bali, para akar dr FKH - UNUD, pakar Dirjen PKH KEMENTAN RI, Kabid dan Kasir Keswan kota Denpasar, Kab. badung dan Buleleng disepakatilah format yg bisa dipakai acuan investigasi dengan sistem 3E yakni Early Detection, Early Repoprting dan Eatly Respon. Dari bid.PKH. Distan.Kab.Buleleng.