(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

Melakukan kunjungan ke kelian Subak sawah sekaligus ke wilayah masing-masing Subak sawah di Desa Kedis. 

Admin distan | 07 Mei 2019 | 397 kali

Selasa, 7 Mei 2019
Sawah adalah tanah yang digarap dan diairi untuk tempat menanam padi. Untuk keperluan ini, sawah harus mampu menyangga genangan air karena padi memerlukan penggenangan pada periode tertentu dalam pertumbuhannya. Untuk pengairan sawah digunakan sistem irigasi dari mata air, sungai atau air hujan. Padi yang ditanam di sawah dikenal sebagai padi lahan basah (lowland rice).

Pada lahan yang berkemiringan tinggi, sawah dicetak berteras atau lebih dikenal terasiring atau sengkedan untuk menghindari erosi dan menahan air. Sawah berteras banyak terdapat di lereng-lereng berbukit. Hampir semua Subak yang ada di Desa Kedis (Timbul, Pinjinan dan kedis) kondisi lahanya terasering.

Kondisi tanaman padi untuk saat ini di Subak Timbul berumur 21hst, Subak Pinjinan 35hst dan Subak kedis 50hst. Selang waktu penanaman diketiga subak tersebut berkisar antara 14-20 hari. Menurut kelian subak Timbul (Made Adnyana) hal ini dimaksudkan untuk pergiliran pembagian air antara subak timbul dengan Subak Kedis karena sumber airnya berada dalam 1 bendungan. Pada musim kemarau, penggunaan air memang dilakukan secara bergantian lain halnya seperti musim sekarang.

Beberapa petak lahan sawah di Subak Timbul diterapkan penanamaan komoditi lain selain padi. Dijelaskannya bahwa hal tersebut adalah untuk mengistirahatkan tanah sejenak, guna meningkatkan hasil tanaman padi kedepannya. Sebuah studi menunjukan bahwa memang benar dengan mengeringkan sawah untuk sementara sambil mengaerasikan tanah, hal ini bermanfaat untuk mengganggu emisi gas metana dan juga meningkatkan hasil padi.

 

 

 

( Wahyu_BPP Busungbiu )