Rabu, 13 November 2019, kegiatan kunjungan lapangan di areal subak babakan anyar. Kunjungan lapangan ini dihadiri oleh Kepala Bidang Perkebunan bersama Kasi perlindungan tanaman perkebunan bersama staff bidang perkebunan, kunjungan ini juga dihadiri oleh kelian subak babakan anyar, pemilik lahan tanaman cengkeh dan petani penggarap tanaman cengkeh.
Subak babakan anyar merupakan subak yang ada diwilayah desa alasangker, yang memiliki luas lahan sawah dan lahan tegalan. Karena debit air yang berkurang, membuat beberapa petani beralih dari lahan sawah menjadi lahan tegalan dengan membudidayakan salah satunya adalah berbudidaya tanaman cengkeh.
Cengkeh merupakan tanaman tropis asli Indonesia dan dapat tumbuh di berbagai daerah di Indonesia, baik di dataran rendah, dekat pantai maupun daerah pegunungan di ketinggian 900 mdpl. Tanaman cengkeh dapat tumbuh dengan baik jika mendapat cukup air dan sinar matahari langsung (Armando dan Asman, 2009), oleh karena itu tanaman cengkeh tumbuh baik pada daerah yang memiliki curah hujan sekitar 2210-3607 mm/tahun serta suhu udara berkisar 24-39 °C (Hernani dan Rahardjo, 2006).
Kunjungan ini terkait dengan tanaman cengkeh yang mengalami gejala daun kering dan tanaman cengkeh terlihat kurang optimal dalam pertumbuhan dan perkembangannya ditambah lagi gejala tanaman cengkeh ini semakin bertambah yang terlihat kering. Hasil pengamatan bersama Kabid Perkebunan, Kasi perlindungan tanaman perkebunan, staff bidang perkebunan dengan turut serta bapak kelian subak yang mengikuti pengamatan ini, didapati bahwa tanaman cengkeh pada areal subak babakan anyar terserang Jamur Akar Putih (JAP). JAP sifatnya saprofit yang akan menyerang pada tanaman yang kondisinya lemah dan lama-kelamaan akan menjadi parasit. Adapun gejala dari serangan jamur akar putih ini yaitu daun tampak kusam, kurang mengkilat, dan melengkung ke bawah (daun yang sehat berbentuk seperti perahu), pada tanaman dewasa, daun gugur diikuti dengan matinya ranting yang menyebabkan tanaman mempunyai mahkota yang jarang. Tanaman yang sakit kadang-kadang membentuk bunga dan buah sebelum masanya. Selanjutnya pada stadia lanjut akar membusuk, sehingga pohon mudah rebah. Untuk deteksi dini, sekitar pangkal batang bila ditutup mulsa/seresah akan terdapat benang-benang miselium jamur (rizomorf) berwarna putih menjalar sepanjang akar. Penyebaran : melalui aliran air tanah, kontak akar tanaman sehat dengan tanaman sakit, sisa perakaran atau tunggul tanaman sakit, alat-alat pertanian dan benih.
Kabid Perkebunan bersama Kasi perlindungan tanaman menghimbau agar segera dilakukan kegiatan pengendalian. Pada kunjungan lapangan ini juga Kabid perkebunan, Kasi perlindungan tanaman bersama staff bidang perkebunan mempraktekkan teknik pengendalian JAP (Jamur Akar Putih) yang menyerang tanaman cengkeh dengan menggunakan Metabolit Sekunder. Juga diberi himbauan kepada pemilik lahan dan petani penggarap agar segera mungkin melakukan pengendalian dengan menggunakan Metabolit Sekunder dan aplikasi pupuk kompos yang berAPH (Agensia Pengendali Hayati) berupa Trichoderma sp.
Dengan adanya kunjungan lapangan ini, diharapkan dapat menekan pertumbuhan dan perkembangan serangan Jamur Akar Putih sedini mungkin agar tidak meluas menyerang pertanaman cengkeh yang lain.
https://www.generasibiologi.com/2018/04/klasifikasi-ciri-deskripsi-kandungan-manfaat-cengkeh-cengkih.html
https://distantp.baliprov.go.id/petani-buleleng-jamur-akar-putih-masalah-utama-kami/
(BPP BULELENG)