Kamis 30 Januari 2020 dokter hewan kecamatan Sukasada melaksanakan kunjungan ke peternak babi di Desa Sambangan untuk memberikan informasi mengenai virus ASF. African Swine Fever (ASF) adalah penyakit pada babi yang sangat menular dan dapat menyebabkan kematian pada babi hingga 100 % sehingga mengakibatkan kerugian ekonomi yang sangat besar.
Virus ASF sangat tahan hidup di lingkungan serta relatif lebih tahan terhadap disinfektan. ASF tidak berbahaya bagi manusia dan bukan masalah kesehatan masyarakat. ASF bukan penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia (zoonosis), jadi produk babi dipastikan tetap aman untuk konsumsi.
Tanda-tanda Klinis ASF
- Kemerahan di bagian perut, dada dan scrotum
- Diare berdarah
- Berkumpul bersama dan kemerahan pada telinga
- Demam (41 derajat Celsius), Konjungtivitis, anoreksia, ataksia, paresis, kejang, kadang2 muntah, diare atau sembelit
- Pendarahan Kulit Sianosis
- Babi menjadi tertekan, telentang, kesulitan bernapas, tidak mau makan.
ASF dapat menyebar melalui :
- Kontak langsung
- Serangga
- Pakaian
- Peralatan peternakan
- Kendaraan
- Pakan yang terkontaminasi
Untuk babi yang terkena penyakit ASF, isolasi hewan sakit dan peralatan serta dilakukan pengosongan kandang selama 2 bulan. Untuk babi yang mati karena penyakit ASF dimasukkan ke dalam kantong dan harus segera dikubur oleh petugas untuk mencegah penularan yang lebih luas.Tidak menjual babi/ karkas yang terkena penyakit ASF serta tidak mengkonsumsinya.
(Rima/BPP Sukasada)