Kopi Robusta Dengan Sistem Setek Entres

Wilayah Kecamatan Busungbiu merupakan suatu wilayah yang sangat potensial untuk berbagai komodite tanaman pertanian secara umum. Namun dari 15 Desa di Kecamatan ada 5 Desa yang paling potensial untuk komoditas tanaman kopi diantaranya Desa Pucaksari, Bongancina, Tista, Sepang dan Sepang Kelod, dimana sebagian besar penduduknya sebagai petani kopi yang menjadi sumber penghidupan bagi seluruh lapisan masyarakat desa setempat.

Kopi yang ada diwilayah tersebut adalah kopi robusta yang diusahakan sejak tahun 1976, yang diawali dengan petak percontohan (demplot pengembangan kopi robusta). Sebelum kopi masuk kewilayah desa tersebut petani masih memelihara kopi lokal yaitu istilah desa setempat dan ternyata ini sudah diupayakan sejak turun temurun. Seiring dengan perkembangan teknologi bahwa tanaman kopi yang ada sejak zaman Belanda itu produksinya sudah sangat rendah dan mengalami penurunan sepanjang tahun. Maka melalui pola peremajaan tanaman tersebut diganti dengan tanaman yang lebih unggul yaitu dengan menggunakan bibit kopi robusta kloon BP 358,409,42 dan kloon tugu sari, inilah beberapa kloon yang mampu membetikan hasil maximal tentu dengan pemeliharaan yang sangat intensif dan kini bibit kopi robusta tersebut lebih banyak mulai dikembangkan dengan menggunakan setek entres kloon 308.

Setek entres kloon 308 disinyalir memiliki beberapa keunggula, diantaranya:
1.Tanaman lebih tahan terhadap serangan nematoda
2.Tanaman berproduksi 1-2 tahun lebih awal
3. Sipat genetik tanaman sama dengan sipat induknya.
Namun disamping perbanyakan vegetatif tentu ada juga dengan menggunakan dari biji yaitu dengan cara generatif, dan memiliki kelebihan untuk mendapatkan benih/bijinya lebih mudah dan lebih banyak. Salah satu kata kunci dalam Budidaya tanaman untuk mendapatkam produksi maximal adalah pemeliharaan yang secara intensif, baru beberapa faktor pendukung lainnya. Semoga berhasil dan petani semakin sukses... (BPP Busungbiu)