Tahun 2019 jumlah populasi ternak sapi bali di Kabupaten Buleleng yaitu 148.240 ekor, dengan perkembangan produksi daging sapi 9.845 ton. Secara geografis Buleleng sangat mendukung pengembangan peternakan sapi Bali, selain itu Kabupaten Buleleng sebagai wilayah agraris mempunyai potensi cukup besar pengembangan Hijauan Pakan Ternak (HPT). Proyeksi kebutuhan daging sapi secara umum terus meningkat dengan asumsi peningkatan kebutuhan per tahun untuk rumah tangga 2%, Horeca 12% dan industri pengolahan 2%. Terkait potensi pengembangan sapi, Senin tanggal 24 Februari 2020, Pemerintah Kabupaten Buleleng dengan pihak Undiksha melaksanakan koordinasi dengan BAPPENAS. Wakil Bupati Buleleng dr.I Nyoman Sutjidra, SP.OG bersama Kepala Dinas Pertanian Ir. I Made Sumiarta, Wakil Rektor I Undiksha Dr. I Gede Rasben Dantes, ST, M.T.I., Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Buleleng, Ketut Suwarmawan, S.STP., MM diterima langsung oleh Direktur Pangan dan Pertanian BAPPENAS Ir. R. Anang Noegroho Setyo Moeljono, MEM. Turut hadir Prof Ir Yohannes Sardjono, Prof Hendrik Halim dari Central Queensland University Australia, Benjamin Giles dari Trade and Investment Quensland Australia. Dimana dalam penyiapan industri peternakan dibutuhkan triple helix pemangku kepentingan dimana dari pihak akademisi mempersiapkan SDM berkualitas di bidang peternakan dengan memberikan teori dan keterampilan yang sesuai serta dibutuhkan sarana dan prasarana pelatihan yang memadai. Pihak pemerintah melakukan koordinasi dan pembinaan stakeholder serta alokasi anggaran untuk pembiayaan pilot project, sedangkan Pihak swasta investasi di bidang peternakan (hulu-hilir), bekerjasama dengan universitas untuk memperoleh dukungan tenaga kerja dan teknologi, serta jaminan regulasi pemerintah untuk berinvestasi dengan aman.
Dalam rantai pasok peternakan sapi di Bali dikemukakan beberapa hal yaitu dalam budidaya sapi intervansi yang diperlukan adalah peningkatan kapasitas peternak, pengembangan teknologi pakan untuk efisiensi biaya pakan, penerapan teknologi modern untuk menarik minat generasi muda serta permudah akses permodalan untuk peningkatan jumlah kepemilikan sapi per peternak. Untuk pengolahan daging hanya satu kabupaten yang tidak memiliki RPH yaitu Kabupaten Bangli dan RPU hanya terdapat di 3 lokasi yaitu Tabanan, Denpasar dan Gianyar, hal ini menunjukkan bahwa masih adanya pemotongan hewan diluar RPH dan RPU sehingga keamanan pangan belum terjamin dengan baik. Untuk Retail dan Supermarket dikemukakan jumlah wisatawan pulau Bali terus meningkat yang mengindikasikan meningkatnya kebutuhan pangan. Pulau bali merupakan wilayah konservasi sapi Bali sehingga peternak dilarang untuk mengembangkan jenis sapi lain. Namun kualitas daging sapi Bali yang kurang baik (alot) tidak memenuhi standar HOREKA menyebabkan permintaan daging sapi Bali rendah sehingga terdapat peningkatan impor daging dari daerah lain.
Tindak lanjut koordinasi ini adalah rencana kehadiran BAPPENAS, Central Queensland University Australia serta Trade and Investment Quensland Australia di Kabupaten Buleleng pada tanggal 2 Maret 2020 untuk FGD dan survei lokasi lahan di kecamatan Gerokgak.
Made Siladharma, S.TP
Kasubag Perencanaan