Kamis 30 Januari 2020 kegiatan komunikasi informasi dan edukasi ternak & kematian babi di lakukan di kantor kepala desa Tukad Sumaga kecamatan Gerokgak, yang di hadiri oleh bidang keswanvet dinas tanaman pangan dan holtikultura provinsi Bali,kepala bidang PKH & kasi keswan, PPL Wilbin, pp di lingkungan kecamatan Gerokgak, DE ASF kecamatan Gerokgak beserta bapak prebekel desa Tukad Sumaga, kaur & Kadus di wilayah desa Tukad Sumaga beserta ibu dan bapak peternak desa Tukad Sumaga yang memiliki ternak babi. Informasi yang di berikan yaitu berupa cara biosecurity dan sanitasi pada kandang ternak, pada peternakan dan informasi mencegah masuknya virus dengan menyemprotkan kandang dengan klorin / byklin dan mandi sebelum dan sesudah ke kandang dan memakai pakaian berupa mantel yg sudah d semprot desinfektan dan juga sepatu boot yg sudah di celupkan ke baskom yang di siapkan untuk tempat desinfektan . Untuk tempat babi saat di jual juga harus d rendam dengan klorin, selain peternak, tukang jagal, pengepul dan petugas kesehatan juga harus menjaga kebersihan dengan biosecurity dan sanitasi. Di samping itu ternak harus bersih & di kandangkan serta di mandikan 2x sehari. Jika ternak di ikat d bawah pohon sebaiknya di isi jaring mengelilingi ternak agar bebas dari lalat, ayam serta nyamuk yang kemungkinan bisa menyebarkan penyakit. Peternak babi di desa Tukad Sumaga mengatakan bulan-bulan babi mati biasanya bulan 9 karena perubahan cuaca yang sangat ekstrim. Selain itu di singgung virus ASF yaitu singkatan dari African swine fever yang di sebut dengan penyakit babi Afrika. Penyakit ini menyerang babi dengan ciri-ciri 50% menyerang ternak babi d kandang tersebut, bintik-bintik merah dari telingan ke seluruh tubuh. Penyakit asf hanya bisa di cek di lab untuk mengetahui positif/ negatif tidak bisa di simpulkan cuma dengan melihat ciri-ciri pada ternak. Di himbau untuk peternak agar menjaga kebersihan kandang dengan biosecurity dan sanitasi serta melaporkan jika ada ternak mati secara tiba-tiba.
(Arimbawa/BPP Gerokgak)