Pengambilan ubinan ini adalah untuk tahap 2 yakni pada perlakuan pengapuran dengan menggunakan pupuk dolomit magfertil dengab dosis 800 kg per ha. Demplot ini menggunakan tanaman padi inbrida yaitu inpari 30 dan cibogo. Rata-rata hasil dari 2 petak ubinan menunjukkan bshwa produktivitas yang diperoleh adalah sebesar 8,96 ton gabah kering panen per ha atau setara dengan 7,70 ton gabah kering giling atau 4,62 ton beras per ha. Jika diasumsikan bahwa pemanenan tidak menggunakan peralatan yang memadai sehingga lossisnya tinggi sampe 10 % dan dipotong areal yang tidak tertanami seperti saluran, pematang, gubuk, lokasi peremaian dan lain-lain dengan asumsi luas tamaman efektif hanya 85, % maka hasil yg diperoleh mencapai 3,93 ton beras/ha. Sebagai perbandingan bahwa selama ini lahan petani seluas 1 ha di atas hanya mampu menghasilkan beras sebanyak maksimal 20 kuintal atau 2 ton per ha. Ini menunjukkan bahwa trjadi peningkatan hasil yang cukup mnggembirakan yakni sebesar 96,5%.
Demplot penguran ini dilakukan pada lahan-sawah yang memiliki ph asam pada beberapa wilayah seperti di Desa Subuk, Banyuatis, dan Desa Pelapuan. Dapat diinformasikan bahwa ph awal sebelum dilakukan pengapuran adalah 4,5 dan pada pengukuran menjelang panen phnya telah meningkat menjadi 5,0.
Pengambilan ubinan hanya dihadiri beberapa petani mengingat suasana pandemi dan tetap menjaga protokol kesehatan.
#Bidang Penyuluhan.