Senin, 24 Agustus 2020 di Dinas Lingkungan Hidup Kab. Buleleng. Kegiatan ini dihadiri oleh OPD terkait lingkup Pemda Kab. Buleleng dan bersama-sama Tim KLHS. Mengawali kegiatan FGD yang dibuka oleh Kadis LH Kab. Buleleng, dilanjutkan dengan pemaparan dan penyajian isu-isu pembangunan berkelanjutan dan isu-isu pembangunan berkelanjutan prioritas di Kab. Buleleng yang dikaitkan dengan upaya penyusunan KLHS yang berbasis kearifan lokal baik sosial budaya maupun ekonomi dengan mengoptimalkan pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya yang ada, baik sumber daya alam (SDA) maupun Sumber Daya Manusia (SDM).
Dalam diskusi dilakukan pembahasan secara lebih mendalam dan lebih tajam beberapa isu strategis lintas sektoral dalam pengembangan pembangunan di daerah ini dalam kerangka KLHS kurun waktu 20 tahun kedepan guna mengantisipasi perkembangan pembangunan di masa mendatang agar tidak menimbulkan dan memunculkan permasalahan dalam pembangunan itu sendiri, baik sosial, budaya, ekonomi dan keamanan. Tujuan dari kegiatan adalah sebagai salah satu upaya dalam rangka penyusunan Raperda Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan Singaraja (Raperda RDTR-KPS) sehingga ruang lingkup pembahasan dibatasi pada pengembangan Kawasan Perkotaan Singaraja yang meliputi wilayah sekitarnya yakni Kecamatan Buleleng, Sawan dan Sukasada dengan beberapa Desa/ Kelurahan yang menjadi sasaran dalam pengembangan kawasan perkotaan. Pembahasan ini disinergikan juga dengan Rencana Detail Tata Ruang wilayah/ daerah yang dikaji oleh pihak Dinas Pekerjaan Umum Kab. Buleleng.
Terkait Rencana Tata Ruang Wilayah/Daerah/Kota/Perkotaan dilakukan dengan pendekatan konsep segara-gunung dengan kearifan lokal yang berbasis budaya guna mendukung pariwisata di daerah ini. Isu-isu lintas sektoral dilakukan identifikasi dan dirumuskan. Pada sektor pertanian, isu alih fungsi lahan dan ketersediaan air utk pertanian menjadi isu strategis, sehingga perlu upaya/ solusi utk menjawab tantangan pembangunan kedepan seperti regulasi dan juga langkah-langkah pemanfaatan dan pengelolaan sumber-sumber air, baik pelestariannya maupun penerapan teknologi tepat guna seperti pembangunan embung, irigasi, dan juga diharapkan didukung instasi terkait dalam pembangunan waduk untuk menampung air hujan sebanyak-banyaknya dan digunakan di musim kemarau. Diharapkan hal ini dapat mendukung pariwisata yang berbasis pertanian/ agrowisata.
#BidangPSP