Setiap desa memiliki permasalahan dan potensi khususnya dibidang pertanian. Permasalah dan potensi ini disadari betul oleh masyarakat yang tinggal di desa tersebut. Pada hari selasa, 7 Mei 2019 bertempat di Kantor Desa Sepang diadakan pertemuan guna membahas permasalahan yang dialami oleh petani atau masyarakat Desa Sepang, serta menggali potensi yang terdapat di desa tersebut. Pada pertemuan ini turut hadir Kepala Desa Sepang, Kelompok Tani/Subak dilingkup Desa Sepang, petani milenial, Perwakilan dari Dinas pertanian Kabupaten Buleleng (I Gede Subudi, I Gede Suadnyana, Made Agus Adnyana, Drh I Gede Arya Citra), Perwakilan dari BAPEDA Buleleng ( I Made Sudiarta ), Perwakilan dari BPP Busungbiu (I Wayan Budiasa, Ni Ketut Gayatri Ade Pratiwi AD, I Nyoman Mahayasa,I Nengah Kari, Slamet Triono Hadi). Desa Sepang merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Busungbiu. Desa ini memiliki potensi yang sangat luar biasa dibidang pertanian, khususnya kopi, manggis, durian dan lain-lain. Dari potensi tersebut seharusnya masyarakat dapat berkembang dan memanfaatkan potensi yang ada. Sehingga kesejahteraan masyarakat disana terpenuhi. Dibalik potensi yang luar biasa tentunya terdapat masalah yang menjadi hambatan. Acara yang berlangsung dari 09.15 Wita ini diawali dengan menggali permasalahan dibidang pertanian dan mencari tahu apa saja yang kurang di desa tersebut supaya kedepannya dapat menutupi permasalahan yang terjadi saat ini. Jadi dari 6 perwakilan kelompok tani/subak/petani milenial bahwa permasalahannya yang dihadapi hampir sama yaitu permasalahan mengenai pemasaran hasil pertanian (seperti manggis dan kopi) , serangan hama dan penyakit pada masing-masing komoditi(seperti manggis dan kopi), kebutuhan mesin pulper untuk olah basah. Dari permasalahan tersebut masing-masing kelompok tani/subak menginginkan bantuan dari pemerintah yang berupa bibit (manggis, kopi stek res,durian). Selain permasalahan umum tersebut ada pula permintaan dari Kelompok Tani Amerta Santi 2 dan Subak Pucak Manik Merta yang mengingikan bibit kambing. Berbeda dengan yang lain perwakilan dari petani milenial di Desa Sepang ini mengingikan bantuan Sapi karena menurut beliau di Desa Sepang sendiri untuk kebutuhan pakan ternak sangat melimpah dan sangat disayang jika tidak dimanfaatkan. Maka dari itu beliau meminta untuk bantuan sapi seperti kita ketahui sapi banyak yang dapat dimanfaatkan dan bernilai ekonomis. Dari permintaan-permintaan yang diinginkan pemerinta memberikan bantuan yang terkait dengan syarat kelompok tani/subak tersebut harus membuat proposal.
Dihari yang sama pula pada hari selasa, 7 Mei 2019 bertempat di Kantor Desa Sepang diadakan pertemuan guna membahas permasalahan yang dialami oleh petani atau masyarakat Desa Sepang Kelod, serta menggali potensi yang terdapat di desa tersebut. Pada pertemuan ini turut hadir Kepala Desa Sepang Kelod,PKK, KWT, Tokoh Masyarakat di Desa Sepang Kelod, Kelompok Tani/Subak dilingkup Desa Sepang Kelod, Perwakilan dari Dinas pertanian Kabupaten Buleleng (I Gede Subudi, I Gede Suadnyana, Made Agus Adnyana, Drh I Gede Arya Citra), Perwakilan dari BAPEDA Buleleng ( I Made Sudiarta ), Perwakilan dari BPP Busungbiu (I Wayan Budiasa, Ni Ketut Gayatri Ade Pratiwi AD, I Nengah Kari, Slamet Triono Hadi). Tidak jauh berbeda dengan Desa Sepang, dilanjutkan lagi ke Desa Sepang Kelod untuk menggali permasalahan dan potensi desa. Desa Sepang Kelod merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Busungbiu. Desa ini memiliki potensi yang sama dengan Desa Sepang yaitu kopi, manggis, durian dan lain-lain. Acara yang berlangsung dari 13.00 Wita ini membahas mengenai hal yang sama pula seperti di Desa Sepang, dan permasalahannya yang dihadapi hampir sama yaitu permasalahan mengenai pemasaran hasil , serangan hama dan penyakit pada masing-masing komoditi, kebutuhan mesin pulper untuk olah basah. Berbeda dengan Desa Sepang, kali ini KWT Gunung Sari mewakili untuk menyampaikan keluh kesahnya yaitu hal yang mendasar dialami yaitu KWT ini memiliki mesin giling kopi tetapi tidak dapat mengoperasikannya sehingga KWT ini menginginkan untuk adanya pelatihan untuk pengoperasian teknologi, selain itu KWT ini memiliki kambing namun yang mudah terserang penyakit dan mati dan kadang rusak sehingga KWT ini juga mengharapkan bantuan untuk membenahinya dan pelatihan. Selain itu pula permasalahan yang berbeda pula dialami KWT ini yaitu pembuatan minyak VCO kendalanya yaitualat untuk pembuatan minyak VCO dan perlu Pelatihan pula untuk mengolah minyak VCO supaya bahan baku kelapa yang berlimpah dapat dimanfaatkan olek KWT Gunung Sari.
( Gayatri_BPP Busungbiu )