(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

GULA SEMUT HASIL PEMBERDAYAAN KELOMPOK WANITA TANI (KWT) SARI GALIH DESA SILANGJANA

Admin distan | 30 November 2018 | 512 kali

Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Sari Galih adalah pemberdayaan kaum wanita tani untuk menggali potensi dalam usaha-usaha peningkatan hasil pertanian dan mengembangkan kegiatan yang bisa meningkatkan kesejahteraan rumah tangga petani di Desa Silangjana. Keberadaan KWT Sari Galih di Desa Silangjana ini sudah terbentuk pada tanggal 3 Desember 2008 yang akhirnya dikukuhkan pada 14 September 2009. Selama ini perkumpulan ibu-ibu tani di Desa Silangjana sudah mampu menciptakan branding untuk Desa Silangjana, yaitu Tuak Manis yang merupakan olahan dari hasil pertanian yang ada dilingkungan setempat. Selain pengolahan tuak manis beberapa makanan lokal juga dibuat untuk menambah harga jual, seperti pembuatan gula aren, gula cair atau masyarakat lokal sering menyebutnya dengan juruh.

Hampir menginjak 10 tahun terbentuknya KWT Sari Galih, ibu-ibu di Desa Silangjana masih menunjukkan eksistensinya di bidang olahan hasil pertanian dengan inovasi pembuatan gula semut. Gula semut ini merupakan gula aren berbentuk serbuk yang di olah kembali dengan cara pengayakan untu memperoleh serbuk yang halus. Keuntungan pembuatan gula semut dibandingkan dengan gula aren cetak adalah harga jual yang lebih tinggi, berbentuk serbuk sehingga lebih mudah dalam pemakaian dan daya tahan saat disimpan lebih lama, serta lebih baik untuk kesehatan. Namun dalam produksinya masih terkendala pada alat pembuatan yang masih terbatas yang diproduksi oleh individual. Selain itu belum adanya pemasaran yang baik pada produksi gula semut ini kecuali jika ada pemesanan dan juga bekerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan dalam kegiatan Pameran Pasar Pangan Lokal di Lapangan Taman Kota Singaraja. Harapannya, Gula Semut hasil olahan KWT Sari Galih lebih berkembang dan mendapat izin Departemen Kesehatan sebagai Pangan Industri Rumah Tangga, serta dapat terus berinovasi dengan olahan hasil pertanian, perkebunan, maupun peternakan di Desa Silangjana.

(Goldyna Rarasari / BPP Sukasada)