Komoditas padi memiliki arti strategis yang mendapat prioritas dalam pembangunan pertanian dan sebagai makanan utama sebagian besar masyarakat Indonesia, baik di pedesaan maupun di perkotaan.
Dalam situasi pandemi Covid-19 sekarang ini, stock pangan nasional sangat perlu diperhatikan melalui produksi tanaman pangan dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
Dalam melakukan produksi tanaman pangan (padi), pendampingan dan pengawalan dapat menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi produksi selain faktor-faktor yang lainnya. Pendampingan dan pengawalan menjadi unsur penting dalam menggerakkan para petani untuk dapat menyiapkan teknologi. Penyuluh merupakan salah satu penggerak bagi para petani (pelaku utama). Penyuluh dapat berperan sebagai komunikator, fasilitator, advisor, motivator, edukator, organisator dan dinamisator melalui pengawalan dan pendampingan kegiatan peningkatan produksi padi maupun yang lainnya
Produksi/hasil panen tanaman padi yang telah dicapai oleh para petani dengan pendampingan oleh penyuluh wilbin perlu dihitung melalui kegiatan pendugaan hasil yang biasa disebut Ubinan. Pengambilan data produktivitas dengan cara ubinan dilakukan pada hari Senin, 15 Juni 2020. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Mantri Tani dan Pembantu Mantri Tani serta dihadiri oleh penyuluh wilbin Tukad Sumaga dan Kelian Tempek Bukit Taman, Ketut Sumenata. Tempat ubinan dilakukan pada lahan milik Ketut Sumenata (luas lahan 0.50 ha) yang berlokasi di Subak Tukad Sumaga, Tempek Bukit Taman, Desa Tukad Sumaga.
Adapun data hasil ubinan padi sementara yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Petak ubinan : 2.5 x 2.5 m
Berat ubinan : 4.405 kg
Gkp (gabah kering panen) : 70.48 kw/ha
Disamping itu dalam menjalani era new normal, petugas dalam melakukan kegiatan pendampingan maupun petani dalam melakukan produksi pertanian harus tetap mematuhi protokol pencegahan Covid-19.
#Arimbawa/BPP Gerokgak