Senin, 24 Juni 2019, Data Merupakan Dasar Penyusunan Program ke Depan itu yang dituangkapkan oleh bapak Ir.I Gst. Agung Bagus Adiasa, selaku PLT. Sekdis Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bali. Itu diucapkan oleh beliau yang didampingi oleh Ir. Ibu Dewa Ayu Budiasih dan Bapak Komang, dalam acara rapat Validasi Data Antap (angka tetap ) statistik komoditi Perkebunan di wilayah Provinsi Bali. Lebih lanjut beliau mengatakan data itu sangatlah penting, oleh karenanya pertemuan ini sangat diperlukan. Untuk itu kepada petugas yang menangani database tersebut, sebaiknya dikatakan/ dilaporkan sejujurnya se riil mungkin. Oleh karenanya buatlah dan carilah data sebenar- benarnya. Dalam mencatumkan data/ angka seteliti mungkin, jangan mencantumkan angka jikalau itu tidak pas atau ragu. Data itu akan berpengaruh sangat luas, sebagai contoh mencantumkan data produksi terlalu tinggi, akan tetapi jika dicari barangnya itu tidak ada.
Disinilah peran seorang analis data, yang selama ini di ampu oleh petugas kabupaten. Petugas analis itu sangatlah profesional tatkala mencantumkan data. Cek dengan pasti, analisa itu sebaiknya menggunakan beberapa faktor antara lain kondisinya bagaimana, luasnya berapa, kondisi kebunya bagaimana, produktivitasnya berapa. Lebih lanjut, validasi data dari masing-masing kabupaten, yang diambil berurutan sesuai dengan potensi wilayahnya. Secara garis besar, argumen penyesuaian data berjalan sangat hati-hati karena melihat dari berbagai faktor pendukung yang relevan. Kabupaten Buleleng yang cukup banyak komoditinya, yaitu sebanyak 15 komoditi. Dalam sinkronisasi memakan waktu lama, karena ada tarik ulur data. Alhasil Kabupaten Buleleng, dari 15 komoditi sudah relevan datanya, sehingga sudah valid, dan data itu akan dipakai dasar yang nantinya akan dipakai dalam validasi antap nasional. Masing-masing petugas kabupaten menvalidasi datanya dengan kondisi dan lahan, serta potensi yang ada. Selanjutnya Pak Komang selaku team teknis meminta kepada petugas analis kabupaten untuk membuat dan merumuskan data yang disepakati yang nantinya dipakai bahan rapat validasi angka tetap datikbun tingkat nasional, sehingga data itu satu bahasa, satu suara, satu angka.
( Ketut Sumantia, SP_Bidang Perkebunan )