Panen padi merupakan langkah terakhir dalam proses penanaman padi. Panen biasanya dilakukan secara manual yaitu dengan memotong padi dengan arit lalu dirontokan secara manual dengan tenaga manusia. Dengan cara manual biasanya kehilangan bulir padi lebih banyak karena tenaga semakin siang semakin berkurang, sehingga pada saat perontokan padi tidak maksimal.
Karena hal tersebut dikenalkan alat panen seperti Combine Harvester dan Power Thresher, untuk memudahkan petani dalam proses panen. Dengan alat ini diharapkan petani dapat memanen dengan mudah tanpa perlu memikirkan biaya untuk menyewa orang saat musim panen.
Penggunaan alat mesin pertanian tersebut dapat mempercepat proses panen. Perbedaan dari alsintan Power Thresher dengan Combine Harvester yaitu dari cara penggunaannya. Combine Harvester lebih menguntungkan karena buliran padi atau gabah hasil panen lebih bersih jika dibandingkan dengan perontokan secara manual maupun menggunakan Power Thresher. Dalam hal ini, tanaman padi yang dipanen atau dipotong menggunakan Combine Harvester tidak perlu dirontokan secara terpisah, karena langsung rontok dan ditampung dalam karung yang terpasang pada mesin pemanen.
Jika menggunakan Power Thresher memerlukan tenaga pemanen untuk memanen padi baru dirontokan menggunakan mesin, tidak seperti Combine Harvester yang sudah dalam paket lengkap. Hanya saja penggunaan Combine Harvester hanya bisa pada hamparan lahan yang luas, sedangkan Power Thresher bisa dimanfaatkan untuk segala kondisi lahan karena pemanenan masih manual hanya saat perontokan saja yang menggunakan mesinnya.
Semoga dengan dikenalkan alat mesin pertanian untuk panen (02/12/2019) di Subak Temukus yang dihadiri oleh anggota subak, dapat meringankan pekerjaan petani dan menggurangi biaya panen, sehingga memberikan keuntungan bagi petani. Dari perkenalan alat tersebut petani antusias untuk menggunakan alat Combine Harvester karena dirasa lebih cepat dalam proses pemanenan, dan berharap ada bantuan alsintan tersebut untuk subak.
(BPP Banjar)