Jumat, 26 Juli 216. Bincang sore ini antara ketua koperasi pangan Bali utara yang di motori Gede Kresna dengan Kadis Pertanian, Kadis Koperasi Kabag LP diawali dengan isu perusahaan “Mounsanto” perusahaan multinasional Amerika Serikat yang bergerak di bidang agrikultur. Yang menghasilkan herbisida dan benih tanaman transgenik. Menghasilkan benih2... yang sudah direkasagenetik. Maka dari itu perbincangan sore ini membahas tentang bagaimana produk2 lokal yang aman pangan & tanpa kontaminasi pestisida mampu menjadi kebanggaan para produsen/petani. Koperasi Pangan Bali Utara ingin menyumbangkan ide/pemikiran untuk perkembangan Pertanian dengan produknya hingga menawarkan solusi pemasarannya.
Diawali dengan pembuatan dan penyusunan data base pertanian dan produknya secara lengkap dan akurat dari penanaman sampai dengan pemasaran, sehingga diharapkan diperoleh data dan informasi produk pertanian yang “up to date” dan “terrasable” untuk mendukung hal itu, setiap Penyuluh Wilbin harus mempunyai data lengkap Potensi Wilayah kerjanya. Data base ini yang kemudian diharapkan menjadi promosi potensi daerah dan menjadi dasar pengembangan bagi dinas dinas terkait untuk mengembangkan daerah/desa sesuai dengan potensi yang ada, sebagai contohnya Bumdes di masing masing desa bisa menjadi korporasi di desa itu sendiri sesuai dengan potensi lokal ya ga ada.
Pola pikir yang disampaikan bagaimana pengembangan pertanian dapat mengantisipasi serangan pemasaran produk pangan Import dan melindungi masyarakat konsumen dari “Genetally Modified Organisme” (GMO) produk yang peningkatannya melalui rekayasa genetik / mudahnya produk2 pertanian yang kualitas unggulnya karena rekayasa genetik, yang tentu saja akan mengakibatkan pengaruh genetik pada manusia sebagai konsumennya.
Produk GMO ini sangat membahayakan kesehatan, untuk itu bagaimana Kita bersama dapat meningkatkan/mengembangkan pertanian berbasis potensi lokal dari produksi sampai dengan pemasaran. Bincang sore ini mengambilkan kesepakatan bahwa harus adanya sinergikan dalam melaksanakan program inovatif ini.
Khusus untuk Dinas Pertanian langkah awal adalah mengkaji seluruh potensi lokal menjadi sebuah data base yang akurat, jelas dan aplikatif, kemudian langkah kedua membuat sebuah aplikasi tentang data dan informasi untuk seluruh produk pertanian lokal, sebuah aplikasi yang mampu menyajikan data yang terbarukan yang mempu menyampaikan informasi dari produsen kepada konsumen secara langsung dan cepat.
Perbincangan ini juga memberikan aura positif tentang bagaimana kita menghargai produk lokal menjadi sebuah kebanggaan daerah, seperti bagaimana negara Jepang sangat memuliakan dengan mengembangkan dan mengemas produk lokalnya dengan semangat nasionalisme mereka.
Sisi lain dari data dan informasi yang di hasilkan secara langsung diharapkan dapat menjadi promosi pariwisata daerah Kab buleleng berbasis pertanian lokal.
Pada akhirnya pembangunan kabupaten buleleng dengan sektor utama pertanian akan memberikan perkembangan tang signifikan bagi sektor - sektor lainnya. (Erawati_Bidang penyuluhan)