(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

Bimbingan Teknis Tenaga Penyuluh Pertanian Kabupaten Buleleng dengan Topik Tanaman Perkebunan Kopi

Admin distan | 28 Mei 2019 | 172 kali

Bimtek yang berlangsung tanggal 28 Mei 2019 Diselenggarakan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng , yang bermaksud menambah wawasan tenaga penyuluh Kabupaten Buleleng yang tersebar di Masing-masing kecamatan di Buleleng mengenai semua morofologi,fungsi dan aspek nilai ekonomi tanaman perkebunan yaitu kopi.

Dimana Bimtek ini berlokasi di Rumah Produksi Milik Bpk I Wayan Dira tepatnya di Desa Pujungan, Kecamatan Pupuan Kabupaten Buleleng Provinsi Bali. Dimana Narasumber diantaranya :
1. Bpk I Wayan Dira Sebagai owner Rumah Produksi Olahan Kopi Robusta maupun Arabika.
2. Kepala UPPT Kecamatan Pupuan Bpk Dewa Ketut Adnyana,SP.

Topik pembahasan pertama yaitu dari Kepala UPPT Kecamatan Pupuan, dengan membahas semua aspek Budidaya,perawatan,panen dan pasca panen yang baik bagi tanaman Kopi. Salah satu yang menarik ialah memilih tanaman penaung yang tepat, karena sampai saat ini belum ada penelitian fix yang fasih mengatakan tanaman penaung yang tepat bagi kopi.

Sampai saat ini belum ditemukan jenis pohon penaung yang bisa memenuhi seluruh persyaratan pohon penaung. Namun beberapa jenis tanaman mempunyai sifat yang hampir memenuhi persyaratan sebagai pohon penaung. Masing-masing pohon penaung mempunyai kelemahan sehingga pemilihan jenis pohon penaung harus tepat. Salah satu persyaratan pohon penaung adalah sesuai dengan kondisi iklim.

Pohon penaung yang umum digunakan pada tanaman kopi adalah penaung sementara dan penaung tetap. Tanaman penaung sebaiknya dari jenis tanaman leguminosa, yang dapat menambat nitrogen pada akar-akarnya sehingga mening-katkan kandungan nitrogen tanah melalui daun-daun yang gugur.

Penggunaan penaung sementara pada tanaman kopi dimaksudkan untuk memberikan naungan kepada tanaman kopi sebelum penaung tetap dapat berfungsi dengan baik. Beberapa jenis tanaman penaung sementara yang umum dipakai di perkebunan kopi antara lain: Flemengia congesta, Leucaena glauca, Crotalaria anagyroides, Crotalaria usaramoensis, Tephrosia vogelii, Desmodium gyroides, dan Acasia villosa.

Pada lahan perkebunan yang terdapat kompleks-kompleks nematoda, sebaiknya digunakan Clotalaria (tidak terserang nematoda). Sedangkan untuk tempat-tempat yang tinggi (1.000 m ke atas) sebaiknya digunakan Tephrosia (lebih cepat tumbuh). Pohon penaung tetap yang banyak digunakan pada perkebunan kopi antara lain: lamtoro (Leucaena glauca), dadap (Erythrina subumbrans), dan sengon (Albizzia falcata; Albizzia sumatrana).

Pada perkebunan kopi, dadap praktis tidak digunakan lagi sebagai pohon penaung tetap karena tajuk tanaman dadap sukar diatur; banyak mengalami serangan hama dan penyakit; dan tidak memberikan kayu bakar yang baik (nilai bakar rendah).

Sengon sebagai pohon penaung tetap umumnya digunakan di tempat-tempat tinggi (di atas 1.000 – 1.500 m), yang mana lamtoro tumbuhnya lambat. Lamtoro biji (Leucaena glauca) telah banyak diokulasi dengan jenis-jenis lamtoro yang tidak berbiji yang juga mempunyai pertumbuhan lebih cepat dan menghasilkan kayu pangkasan lebih banyak. Klon-klon lamtoro yang banyak dipakai antara lain L 2, L 19, dan L 21.

Lamtoro jenis L 2 merupakan keturunan persilangan dari L. glabrata dengan L. glauca. Pertumbuhan lamtoro jenis L 2 sedang, intensitas cahaya baik, sesuai untuk daerah tinggi maupun rendah, tidak berbiji, cabang sedikit gundul pada musim kemarau, tahan angin, kulit batang abu-abu muda, batang berbenjol-benjol, dan menghasilkan bunga steril berwarna putih. Lamtoro jenis L 19 merupakan keturunan dari L. glauca x (L. pulverulenta x L. glauca). Pertumbuhan lamtoro jenis L 19 cepat, menghasilkan intensitas cahaya gelap, sesuai untuk daerah-daerah rendah maupun tinggi, baik untuk jenis tanah berpasir, cabang kurang tersebar, kulit batang coklat berbintik-bintik.

Lamtoro jenis L 21 merupakan keturunan dari L. pulverulenta. Pertumbuhan tanaman cepat sekali, intensitas cahaya gelap, sesuai untuk daerah tinggi, cocok untuk tanah berpasir dan kurang humus, peka terhadap kutu putih, kulit batang coklat muda bergaris-garis arah vertikal, daya regenerasi cepat turun sehingga lamtoro jenis ini kurang disukai.

Topik Kedua dari owner Rumah Produksi Olahan Kopi Arabika & Robusta Bpk Wayan Dira. Yang menarik dari pembahasan beliau ilaha ada kata kunci yang harus diterapkan "janganlah pelit membagi ilmu ke siapapun yang memerlukan" begitu imbuh beliau mengatakannya.

Bapak I Wayan Dira yang notabene Asli penduduk Desa Pujungan sejak tahun 1980 sudah sangat mencintai tanaman kebun yaitu "kopi" karena di Desa ini sebagian penghasilan adalah buah/biji kopi yang menjadi urat nadi mata pencarian warga desanya. Sehingga beliau merasa harus dan yakin mengembangkan Kopi asli produk daerah untuk dikenal dimanca negara.

Ditahun 2011-2012 Bpk Wayan Dira mulai merintis usaha Rumah Produksi olahan kopi Serbuk dengan memiliki kurang lebih 10 karyawan dirumahnya ,Dengan berbagai treatmend sudah menghasilkan serbuk kopi yang memiliki citarasa khas daerahnya yaitu kopi Arabika dengan Gula Aren lokal produk asli Desa Pujungan. Bpk Wayan Dira sudah memiliki rekanan untuk mengexport hasil olahannya ke berbagai negara salah satunya yaitu "korea". Dengan hasil kerjasama tersebut hendaknya beliau berharap semakin banyaknya pemuda/i asal daerahnya bisa bangkit lebih bisa mengerti akan hasil potensi daerah asal mereka dan menjadikannya sumber penghasilan yang bermanfaat bagi semua orang.

 

( Harisca_BPP Busungbiu )