Jumat, 29 Nopember 2019. Tanaman cengkeh saat ini di Kabupaten Buleleng mencapai luas 8000 an Ha. Tanaman ini merupakan tanaman yang termasuk mempunyai nilai ekonomis tinggi, dibandingkan komoditas tanaman perkebunan lainnya. Tanaman cengkeh dapat berusia ratusan tahun, hal ini terbukti di daerah Maluku tanaman cengkeh ada yang berusia 350 tahun, yang merupakan tanaman tertua di dunia. Hal ini mengisyaratkan bahwa tanaman cengkeh dapat di wariskan pada anak cucu apabila dipelihara dengan baik.
Saat ini wabah jamur akar putih atau di singkat JAP, menyerang tanaman tanaman cengkeh yang ada. Berbagai upaya sudah dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Buleleng, untuk menanggulangi JAP ini. Mulai penggunaan pupuk kompos yang diisi tricoderma, penggunaan metabolit sekunder (MS) untuk menekan jamur akar putih yang terus meluas. Saat ini ada petani kreatif dari Desa Tirta Sari, Kecamatan Banjar yang telah mencoba menggabungkan tanaman banji sebagai batang bawah, dan cengkeh di atasnya yang di kenal dengan istilah grafting. Tanaman banji sebagai batang bawah mempunyai keunggulan yakni perakaran kuat, tahan terhadap kekeringan, dengan tahannya terhadap kekeringan diharapkan tahan terhadap JAP. Jamur Akar Putih akan meningkat jumlahnya pada lahan kering karena trichoderma sebagai musuh alaminya pada kondisi kering atau kelembaban kurang. Kebun cengkeh umumnya ditanam pada lahan tadah hujan, tidak beririgasi teknis, adanya sumber air yang saat ini debitnya terus mengecil membuat tanaman cengkeh sulit diairi saat musim kemarau.
Inilah salah satu penyebab tricoderma yang secara alami di lahan kebun cengkeh terus berkurang, disamping minimnya unsur organik tanah yang salah satunya adalah pengambilan daun cengkeh kering secara berlebihan. Kedepan diharapkan petani lebih banyak memberikan pupuk organik dan bahan organik lainnya, serta menambahkan tricoderma berbentuk padat ataupun cair ke lahan cengkeh sekaligus mendukung lahan pertanian yang berkelanjutan....
(BidangPerkebunan)