Busungbiu, 28 Oktober 2025 Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Busungbiu melaksanakan serangkaian kegiatan lapangan dalam rangka peningkatan produktivitas dan pengelolaan lahan percontohan (demplot) di wilayah kerja BPP Busungbiu. Kegiatan ini melibatkan para penyuluh pertanian lapangan bersama Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng. Fokus kegiatan kali ini mencakup pengambilan ubinan pada demplot padi dan persiapan penanaman bibit perkebunan di lahan BPP Busungbiu.
1. Pengambilan Ubinan pada Demplot Padi
Kegiatan pertama yang dilaksanakan adalah pengambilan ubinan padi pada lahan demplot milik BPP Busungbiu. Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk mengetahui produktivitas hasil panen dari tiga sistem tanam yang diuji, yaitu SRI (System of Rice Intensification), tegel (konvensional), dan jarwo (jajar legowo).
Hasil rata-rata ubinan dari masing-masing sistem tanam adalah sebagai berikut:
Sistem SRI : 5,69 kg
Sistem Tegel : 4,88 kg
Sistem Jarwo : 4,61 kg
Berdasarkan hasil tersebut, sistem tanam SRI memberikan hasil tertinggi, diikuti oleh sistem tegel, sedangkan sistem jarwo menunjukkan hasil terendah di antara ketiganya. Temuan ini menjadi bahan evaluasi penting dalam pengembangan teknik budidaya padi pada musim tanam berikutnya, terutama untuk memperbaiki penerapan sistem jarwo agar produktivitas dapat ditingkatkan.
Beberapa faktor yang diduga menyebabkan rendahnya hasil sistem jarwo antara lain:
Kepadatan Tanam dan Penataan Barisan.
Jarak antar tanaman dan barisan kemungkinan belum sesuai dengan standar sistem jarwo sehingga penyerapan sinar matahari dan unsur hara belum optimal.
Perawatan dan Pemeliharaan yang Kurang Optimal.
Sistem jarwo membutuhkan pengelolaan gulma dan pemupukan yang lebih intensif, terutama pada barisan pinggir. Jika pemeliharaan tidak dilakukan seimbang, potensi keunggulan sistem ini tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Kondisi Lahan dan Faktor Lingkungan.
Kesuburan tanah, drainase, dan ketersediaan air sangat memengaruhi hasil panen. Kondisi lahan yang kurang subur atau drainase yang buruk dapat menurunkan produktivitas.
Keterampilan dan Ketepatan Penerapan Sistem.
Penerapan sistem jarwo membutuhkan ketelitian tinggi dalam pengaturan jarak, pemupukan berimbang, serta penggunaan varietas unggul. Kesalahan kecil dapat berdampak signifikan terhadap hasil panen.
Secara umum, hasil ubinan sistem jarwo masih dapat ditingkatkan melalui pelatihan teknis bagi petani dan penyuluh, serta penyesuaian jarak tanam dan pola pemupukan. Dengan pembinaan berkelanjutan, sistem jajar legowo diharapkan mampu memberikan hasil optimal sebagaimana potensi yang telah ditunjukkan oleh berbagai penelitian sebelumnya.
2. Pengisian Polybag dan Persiapan Tanam Bibit Perkebunan
Selain kegiatan di sektor tanaman pangan, BPP Busungbiu juga melaksanakan pengisian polybag untuk persiapan penanaman bibit kopi robusta stek enteres BP308 dan bibit kakao di lahan BPP Busungbiu.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program pengembangan komoditas perkebunan unggulan di wilayah Busungbiu. Tujuannya sebagai bahan percontohan dalam memperbanyak bibit unggul berkualitas serta meningkatkan ketersediaan bahan tanam bagi petani setempat.
Selain pengisian polybag, dilakukan juga persiapan lahan tanam yang meliputi pembersihan area, pengolahan tanah, serta penataan bedengan. Tahapan ini penting untuk memastikan lahan dalam kondisi optimal sebelum penanaman dilakukan.
Melalui kegiatan ini, BPP Busungbiu berupaya memberikan contoh praktik budidaya yang baik (Good Agricultural Practices/GAP) bagi petani sekitar. Diharapkan kegiatan ini tidak hanya memperkuat kapasitas penyuluh dan petani, tetapi juga menjadi langkah nyata dalam mendukung ketahanan pangan dan pengembangan komoditas perkebunan di Kecamatan Busungbiu.