Jagung merupakan salah satu komoditas tanaman pangan unggulan yang banyak diusahakan di lahan kering pada musim hujan. Budidaya tanaman jagung menyebar diseluruh wilayah termasuk di kabupaten Buleleng. Salah satu karakteristik tanaman jagung adalah mudah tumbuh pada berbagai jenis tanah dan memiliki kemampuan beradaptasi dengan baik sehingga tanaman berkeping satu ini dapat dibudidayakan di dataran rendah, menengah hingga dataran tinggi. Salah satu kendala yang dihadapi bertanam jagung adalah adanya organisme penganggu tumbuhan (OPT).
Saat ini OPT yang mulai menganggu produktivitas jagung adalah ulat grayak (Spodoptera frugiperda), seperti yang dialami tanaman jagung di Kelompok Tani Ternak Karya Sejati Desa Sumberkima Kecamatan Buleleng. Ulat grayak frugiperda menyerang pucuk daun jagung dengan cara mengoroknya, serangan berat pada tanaman jagung yang masih muda dapat menyebabkan kematian. Namun jika tanaman telah berumur lebih dari 40 hari, pucuk daun yang terserang, masih mampu tumbuh kembali setelah ulat dikendalikan. Ulat grayak frugiperda bersifat polyfag memiliki 353 inang dari 76 famili di antaranya famili Brassicae (kubis-kubisan), solanacae (terung-terungan), Paceae (padi, sorghum dll). Morfologi S. Frugiperda yaitu pada kepala terdapat huruf Y terbalik, memiliki 4 buah titik berbentuk segiempat, memiliki garis tebal seperti pita, memiliki pinacula dengan seta tunggal. Siklus hidup S. Frugiperda dari telur 2-3 hari, larva 14-19 hari (6 instar/6 kali perubahan ukuran). Pupa 9-12 hari di dalam tanah, imago/dewasa 7-12 hari.
Tindakan pengendalian yang perlu dilakukan jika terdapat serangan ulat grayak pada pertanaman jagung di antaranya:
1.Melakukan monitoring serangan pada tanaman jagung secara rutin. Monitoring dapat dilakukan dengan mengamati gejala serangan, kelompok telur, larva maupun imago. Pengendalian akan lebih efektif dilakukan jika lebih dini.
2.Melakukan pengumpulan kelompok telur dan larva kemudian memusnahkannya.
3.Agen pengendali hayati potensial seperti Metarhizium, Beauveria. 4.Melakukan pola tanam jagung serempak, dapat menekan perkembangan hama S. frugiperda
5.Pada tingkat serangan tinggi, maka dapat dilakukan pengendalian secara kimiawi dengan insektisida secara bijaksana. Aplikasi insektisida dilakukan pada pucuk tanaman jagung.
Selain itu pengendalian ulat grayak pada jagung juga dapat dilakukan dengan pembuatan pestisida nabati dari 1 sendok teh Bubuk cabai, 1 siung Bawang putih, 1 butir Bawang merah, 1 liter Air, 1sendok teh Deterjen 1. Cara pembuatannya adalah dengan menghancurkan Bawang putih dan bawang merah, kemudian Campur bubuk cabai dan air, aduk hingga rata, rendam 1 jam lalu saring, tambah deterjen lalu aduk rata. Aplikasikan pada sore hari.
(Bidang Tanaman Pangan)