Padi salibu /
singgang merupakan tanaman padi yang tumbuh lagi setelah batang sisa panen
ditebas/dipangkas, salibu sebagai sistem tanam berkelanjutan memanfaatkan sisa
tanam (rumpun) padi yang dimodifikasi.
Salibu merupakan kepanjangan kata “Salin ibu” artinya menganti induk tanaman
padi dengan menggunakan rumpun padi sisa panen.
Jumat, 9 Agustus 2024 dilakukan pendampingan dan pengawalan kegiatan dalam rawat tunas salibu oleh Petugas wilayah binaan desa sudaji bersama POPT Kecamatan Sawan. Umur tanaman salibu sudah masuk 25 HST dengan varieatas yang ditanam adalah mentik susu.
Budidaya padi secara salibu merupakan varian teknologi budidaya ratun, yaitu unggul setelah panen tanaman utama yang tingginya sekitar 25 cm, dipelihara selama 14 hari atau dibiarkan hingga keluar tunas baru. Kemudian setelah 14 hari di potong kembali secara seragam hingga ketinggian 3-5 cm, kemudian dipelihara dengan baik hingga panen. Beberapa keuntungan dari penerapan budidaya padi salibu adalah hemat tenaga kerja, waktu dan biaya, karena tidak dilakukan pengolahan tanah dan penanaman ulang serta menekan kebiasaan petani membakar jerami setelah panen.
Dengan adanya
pembinaan dan pendampingan Salibu di subak Getih desa Sudaji ini diharapkan nantinya dapat memberikan
tambahan ilmu dan pengetahuan dan motivasi bagi anggota dalam pengembangan
usaha tani kedepanya