Pengendalian hama penggerek batang padi sangat penting untuk menjaga hasil panen. Hama ini, yang umum di Asia termasuk Indonesia, terutama berasal dari kelompok larva ngengat (Lepidoptera) seperti:
1. Scirpophaga incertulas (penggerek batang kuning)
2. Chilo suppressalis (penggerek batang bergaris)
3. Sesamia inferens (penggerek batang ungu)
• Gejala Serangan
Masa vegetatif: "Sundep" – tanaman mati pucuk dan mudah dicabut.
Masa generatif: "Beluk" – bulir padi kosong atau tidak berisi.
• Strategi Pengendalian Hama Penggerek Batang Padi
1. Pengendalian Budidaya (Cultural Control)
- Tanam serempak di satu hamparan untuk memutus siklus hidup hama.
- Pengolahan lahan sempurna untuk mematikan larva dan pupa di jerami.
- Sanitasi lahan: membakar/memusnahkan sisa tanaman padi setelah panen.
- Pengaturan jarak tanam agar tidak terlalu rapat.
- Pemupukan seimbang, terutama tidak berlebihan nitrogen (urea).
2. Pengendalian Mekanis
- Pemasangan perangkap cahaya (lampu) untuk menangkap ngengat dewasa.
- Perangkap feromon untuk menarik dan menjebak ngengat jantan.
3. Pengendalian Hayati
- Lepas parasitoid telur seperti Trichogramma japonicum.
- Konservasi musuh alami seperti laba-laba, kumbang, dan capung.
4. Pengendalian Kimia
- Dilakukan jika serangan di atas ambang ekonomi (±10% anakan terserang).
- Insektisida yang bisa digunakan (sesuai rekomendasi setempat): BPMC (fenobucarb),
- Carbofuran, Fipronil, Dimehypo
- Gunakan insektisida secara bijak dan rotasi bahan aktif untuk menghindari resistensi.
• Monitoring dan Ambang Ekonomi
- Lakukan pengamatan rutin sejak tanaman berumur 2 minggu setelah tanam.
- Ambang ekonomi: jika >10% rumpun tanaman menunjukkan gejala sundep/beluk.
Hasil Pengamatan yang dilakukan pada Hari Kamis Tanggal 3 Juli 2025 yaitu Hasil serangan masih dibawah ambang batas ekonomi. Penanggulangan kejadian ini adalah dengan pengairan efektif efesien, pemupukan berimbang, pembersihan lingkungan, pemusnahan telor kupu-kupu putih, dan dilakukan pengamatan yang lebih intensif.