Babi dalam masyarakat Bali selain dagingnya untuk dikonsumsi juga dijadikan persembahan dalam berbagai upacara keagamaan. Bagi orang Bali mengonsumsi daging babi merupakan tradisi, namun di tengah pandemi Covid-19 masyarakat Bali masih paranoid dengan daging babi karena adanya penyakit Flu Babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) yang mengakibatkan ribuan babi di Bali mati mendadak pada tahun 2020 lalu.
Oleh karena itu, Tim Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar turun langsung ke Desa Bebetin, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng untuk melakukan investigasi dan pengambilan sampel darah pada ternak babi. Sebanyak 15 babi diambil sampel darahnya oleh tiga petugas dari BBVet Denpasar dengan didampingi oleh PPL Wilbin Desa Bebetin. Tim yang didampingi PPL mendatangi empat peternak babi, yakni I Made Arpana, Gede Yasa, Made Kawi Pandita dan Bu Luh Ayu, Selasa (27/04/2021).
Dalam proses pengambilan darah petugas menggunakan sistem sampling dengan mengacak atau memilih beberapa peternak babi dengan kategori babi dari kecil hingga dewasa. Sampel darah selanjutnya akan diperiksa di Laboraturium BBVet Denpasar, untuk diteliti kemungkinan ada atau tidaknya kandungan virus ASF di dalamnya.
Dilakukannya sistem sampling dalam pengambilan sampel darah, karena keterbatasan waktu dan tenaga. Meski demikian, hal tersebut dianggap cukup karena pengambilannya juga berdasarkan ketentuan tertentu, termasuk dari faktor usia babi.