Pelaksanaan Sekolah Lapang Good Handling Practices (SL-GHP)
buah manggis di Kelompok Tani Gadunge, Desa
Unggahan, Kecamatan Seririt, merupakan tindak lanjut dari sekolah lapang Good
Agriculture Practices SL GAP Manggis yang telah dilaksanakan sebelumnya. Dalam rangka pengembangan produk
hortikultura yang bermutu dan berdaya saing dipasaran diperlukan penanganan pascapanen
yang baik dan benar (good Handling
Practices/GHP). Penanganan pascapanen yang baik dan
benar merupakan salah satu mata
rantai dalam pencapaian standar mutu produk
hortikultura. Penerapan (Good Handling Practices) pada komoditas hortikultura khususnya buah Manggis, merupakan bagian yang tidak
dapat dilepaskan dari upaya peningkatan daya saing hortikultura khususnya buah Manggis di pasaran, baik domestik maupun Internasional. Untuk mendukung penanganan pascapanen yang baik di
tingkat petani, diperlukan peningkatan pengetahuan melalui sekolah lapang Good Handling Practices buah Manggis.
Sekolah lapang GHP/Good Handling Practices merupakan
model penerapan pelatihan yang dilaksanakan secara bertahap dan
berkesinambungan untuk mempercepat proses peningkatan kompetensi dalam
penanganan panen, pascapanen, pengolahan pascapanen sekaligus sebagai wahana
bagi para petani untuk saling belajar dan bertukar pengalaman dengan sesama
anggota serta interaksi antar anggota dan pemandu lapang. Sekolah Lapang Good Handling Practices buah Manggis dilaksanakan di Kelompok Tani Gadungge, Desa
Unggahan, Kecamatan Seririt, diikuti oleh 15 orang peserta dari anggota
kelompok selama 4 (empat) hari, yang dilaksanakan dari tanggal 20-23 September
2022.
Pelaksanaan
SL-GHP buan Manggis bersumber dari dana TP Satker Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan Provinsi Bali tahun anggaran 2022. Pada pelaksanaan SL-GHP ini dihadiri
oleh kepala Bidang P3HP Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali
bapak Ir. I Nyoman Suarta, M.Si sekaligus membawakan materi Kebijakan
Pengolahan dan Pascapanen, didampingi oleh PPS Ahli Utama bapak Ir. I Made Oka
Parwata, MMA sebagai narasumber yang membawakan materi Penyusunan SOP dan SSOP
Pascapanen dan PPS Ahli Madya Ir. I Made Buda, MP yang membawakan materi
Praktek Penanganan Pascapanen, sedangkan dari Dinas Pertanian Kab. Buleleng
dihadiri oleh bapak Kabid. Hortikultura bapak I Gede Subudi, SP., yang mewakili
bapak Kepala Dinas Pertanian Kab. Buleleng yang berhalangan hadir untuk
membawakan materi kebijakan Pembanguan Pertanian Kabupaten Bulelengdan sekaligus
membawakan materi penanganan pascapanen buah manggis untuk ekpor, bapak Kabid
Hortikultura didampingi oleh Pengawas Mutu Hasil Pertanian drh. Agus Nunan
Indrayana JBS beserta staf bidang hortikultura, Koordinator BPP Kecamatan
Seririt beserta PPL Wilbin Desa Unggahan, Kecamatan Seririt.
Metode pembelajaran pada SL-GHP buang Manggis ini melalui pemberian teori dan praktek yang diberikan oleh nara sumber. Sekolah lapang merupakan praktek lapang penerapan GHP/SOP pascapanen, dalam rangka menghasilkan produk yang bermutu, sesuai dengan permintaan pasar, aman konsumsi dan dihasilkan dengan perlakuan yang ramah lingkungan. Penerapan GHP dalam kegiatan pascapanen, juga bertujuan untuk menekan kehilangan hasil, mempertahankan daya simpan dan meningkatkan mutu agar memiliki daya saing.
Tujuan
dilaksanakannya kegiatan SL-GHP adalah untuk memberikan acuan dan petunjuk bagi
petugas di lapangan berkaitan dengan tahapan pelaksanaan kegiatan SL-GHP,
meningkatkan keterampilan dan pengetahuan dalam melaksanakan penerapan GHP bagi
petani/pelaku usaha buah Manggis.