Tanaman cabai rawit di bpp seririt terserang hama kutu daun, thrips. Kutu daun seperti thrips, aphids dan kutu kebul juga menyerang hampir pada semua fase umur tanaman cabai. Gejala yang ditimbulkan sebagai serangan kutu daun antara lain daun menjadi keriput dan kerdil. Tingkat serangan yang parah yaitu tanaman bisa layu bahkan mati. Sehingga kegiatan menyulam akan dilakukan kembali untuk mengisi polybag, yang tanaman sebelumnya tidak berkembang atau bahkan mati dikarenakan serangan OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan).
Kutu daun yang disenangi oleh semut adalah aphids, mereka bergerombol dibawah daun dan batang tanaman. Semut-semut tersebut menyukai kutu daun karena kutu daun menyediakan makanan bagi mereka. Kutu daun merusak tanaman dengan cara menghisap cairan (nektar) daun atau batang tanaman. Ketika nektar dicerna, kutu daun akan mengeluarkan cairan manis atau biasa disebut embun madu. Embun madu inilah yang disukai semut sebagai makanan mereka, sehingga mampu mengundang datangnya semut, hal ini juga dapat menjadi indikasi saat melakukan pengamatan tanaman, agar dapat segera melakukan upaya pengendalian.
Upaya pengendalian secara mekanik, bisa dilakukan dengan cara Sanitasi lingkungan dan pemotongan bagian tanaman yang terserang kutu daun, thrips, aphids. Upaya pengendalian secara kimia dilakukan jika tingkat serangan yang parah, dalam kegiatan ini upaya pengendalian secara kimia, dengan mengaplikasikan insektisida dengan bahan aktif abamectin.
Abamectin merupakan salah satu bahan aktif pestisida yang ada di pasaran. Bahan aktif yang satu ini cukup populer terutama di kalangan petani cabai. Abamektin dikenal juga dengan sebutan obat keriting daun. Manfaat abamctin bisa digunakan untuk mencegah keriting daun cabai.
Dengan adanya kegiatan upaya pengendalian ini, diharapkan dapat mengurangi tingkat serangan OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan) kutu daun dan aphids pada tanaman cabai rawit yang dibudidayakan.
(BPP SERIRIT)