Buah mangga merupakan salah satu
buah-buahan yang yang sangat digemarii di masyarkat, dengan demikian dapat
dikatakan bahwa buah mangga mempunyai peluang pasar yang sangat potensial untuk
dikembangkan lebih lanjut. Buah mangga yang memiliki kualitas mutu yang bagus
selain diperoleh dari sumber bibit yang bermutu juga saangat dipengaruhi oleh
cara bercocok tanam, pengendalian hama dan penyakit serta penanganan pascapanen
yang baik. Dalam rangka pengembangan produk hortikultura yang bermutu dan
berdaya saing dipasaran diperlukan penanganan pascapanen yang baik dan benar (good Handling Practices/GHP).
Kegiatan pascapanen produk
hortikultura merupakan salah satu kegiatan dalam usaha tani yang perlu mendapat
perhatian, karena menyangkut upaya kehilangan hasil baik dalam bobot maupn mutu
dan memperpanjang kesegaran produk dan umur simpan. Tahapan kegiatan pascapanen
untuk setiap jenis komoditas hortikultura memerlukan penanganan yang berbeda
sesuai karakter masing-masing produk. Penanganan pascapanen yang baik dan benar merupakan salah satu mata rantai dalam
pencapaian standar mutu produk hortikultura. Penerapan
(Good Handling Practices) pada komoditas hortikultura khususnya buah mangga, merupakan bagian yang tidak
dapat dilepaskan dari upaya peningkatan daya saing hortikultura khususnya buah mangga di pasaran, baik domestik maupun Internasional. Untuk mendukung penanganan pascapanen yang baik di
tingkat petani, diperlukan peningkatan pengetahuan melalui sekolah lapang Good Handling Practices buah mangga.
Sekolah lapang GHP/Good Handling Practices merupakan model penerapan pelatihan yang dilaksanakan
secara bertahap dan berkesinambungan untuk mempercepat proses peningkatan
kompetensi dalam penanganan panen, pascapanen, pengolahan pascapanen sekaligus
sebagai wahana bagi para petani untuk saling belajar dan bertukar pengalaman
dengan sesama anggota serta interaksi antar anggota dan pemantu lapang. Sekolah
Lapang Good Handling Practices buah mangga dilaksanakan di Kelompok Tani Ternak Tirta
Giri Suci, Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan, selama 4 (empat) hari yang
dilaksanakan dari tanggal 2-5 Agustus 2022.
Pelaksanaan SL-GHP buan
mangga bersumber dari dana TP Satker Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Provinsi Bali tahun anggaran 2022. Pada pelaksanaan SL-GHP ini dihadiri oleh
kepala Bidang P3HP Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali bapak Ir.
I Nyoman Suarta, M.Si sekaligus membawakan materi Kebijakan Pengolahan dan
Pascapanen, didampingi oleh PPS Ahli Utama bapak Ir. I Made Oka Parwata, MMA
sebagai narasumber yang membawakan materi Penyusunan SOP dan SSOP Pascapanen
dan PPS Ahli Madya Ir. I Made Buda, MP yang membawakan materi Praktek
Penanganan Pascapanen, sedangkan dari Dinas Pertanian Kab. Buleleng dihadiri
oleh bapak Kabid. Hortikultura bapak I Gede Subudi, SP., yang mewakili bapak
Kepala Dinas Pertanian Kab. Buleleng yang berhalangan hadir untuk membawakan
materi kebijakan Pembanguan Pertanian Kabupaten Buleleng, bapak Kabid
Hortikultura didampingi oleh Pengawas Mutu Hasil Pertanian bapak drh. Agus
Nunan Indrayana JBS beserta staf bidang hortikultura, Koordinator BPP Kecamatan
Kubutambahan beserta PPL Wilbin Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan. Metode
pembelajaran pada SL-GHP buang mangga ini melalui pemberian teori dan praktek
yang diberikan oleh nara sumber. Sekolah lapang merupakan praktek lapang
penerapan GHP/SOP pascapanen, dalam rangka menghasilkan produk yang bermutu,
sesuai dengan permintaan pasar, aman konsumsi dan dihasilkan dengan perlakuan
yang ramah lingkungan. Penerapan GHP dalam
kegiatan pascapanen, juga bertujuan untuk menekan kehilangan hasil, mempertahankan daya
simpan dan meningkatkan mutu agar memiliki daya saing.
Tujuan dilaksanakannya
kegiatan SL-GHP adalah untuk memberikan acuan dan petunjuk bagi petugas di
lapangan berkaitan dengan tahapan pelaksanaan kegiatan SL-GHP, meningkatkan
keterampilan dan pengetahuan dalam melaksanakan penerapan GHP bagi
petani/pelaku usaha buah mangga.