Porang
merupakan tanaman umbi yang berasal dari spesies Amophophallus muelleri Blume
dan termasuk famili Araceae yang umumnya tumbuh di hutan. Dalam Jurnal Produksi
Tanaman yang terbit pada 2017, syarat pertumbuhan tanaman porang yaitu tanah
yang subur, gembur dan bertekstur ringan dengan pH 6,0-7,0 serta terdapat
naungan dengan intensitas sebesar 40%-60%. Ketinggian ideal untuk menanam
porang yaitu 100-600 mdpl dengan asupan cahaya 60%-70%. Meski demikian, tanaman
porang tidak rentan terhadap penyakit dan dapat tumbuh dengan baik meskipun
dengan perawatan yang minim atau tanpa perlakuan khusus. Umbi porang baru bisa
dipanen setelah 1 hingga 2 tahun ditanam, relatif lebih lama jika dibandingkan
dengan umbi-umbian lainnya.
Umbi
porang terdiri dari senyawa karbohidrat glucomannan, lemak, protein, mineral,
vitamin, kristal, kalsium oksalat, alkaloid, dan serat pangan. Karbohidrat
glucomannan yang dikenal bagus untuk diet juga dapat menurunkan kadar
kolesterol dan gula darah, mencegah kanker, hingga mengatasi sembelit. Melansir
Badan Litbang Pertanian, kandungan glucomannan pada umbi porang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan dasar olahan pangan seperti konnyaku, mie shirataki,
campuran kue, jeli, dan pengental sirup. Selain untuk industri pangan,
kandungan glucomannan juga digunakan oleh industri farmasi sebagai bahan
pengikat tablet, obat disentri, kolera, rematik, hingga obat untuk masalah
pernapasan. Umbi porang juga dimanfaatkan untuk bahan perekat, bahan pelapis,
hingga bahan baku kosmetik. Tepung
porang atau tepung konjak
sebetulnya sudah lama dikenal terutama
di Jepang sebagai
bahan baku dalam pembuatan
konyaku dan mi shirataki. Tepung porang sudah banyak dimanfaatkan dalam
industri pangan sebagai bahan baku pengental sirup, saus, jeli, mie, dan beras analog.