(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

PORANG, PANGAN LOKAL YANG MEMPUNYAI NILAI EKONOMIS MENJANJIKAN

Admin distan | 17 Oktober 2022 | 160 kali

Porang merupakan tanaman umbi yang berasal dari spesies Amophophallus muelleri Blume dan termasuk famili Araceae yang umumnya tumbuh di hutan. Dalam Jurnal Produksi Tanaman yang terbit pada 2017, syarat pertumbuhan tanaman porang yaitu tanah yang subur, gembur dan bertekstur ringan dengan pH 6,0-7,0 serta terdapat naungan dengan intensitas sebesar 40%-60%. Ketinggian ideal untuk menanam porang yaitu 100-600 mdpl dengan asupan cahaya 60%-70%. Meski demikian, tanaman porang tidak rentan terhadap penyakit dan dapat tumbuh dengan baik meskipun dengan perawatan yang minim atau tanpa perlakuan khusus. Umbi porang baru bisa dipanen setelah 1 hingga 2 tahun ditanam, relatif lebih lama jika dibandingkan dengan umbi-umbian lainnya.

Umbi porang terdiri dari senyawa karbohidrat glucomannan, lemak, protein, mineral, vitamin, kristal, kalsium oksalat, alkaloid, dan serat pangan. Karbohidrat glucomannan yang dikenal bagus untuk diet juga dapat menurunkan kadar kolesterol dan gula darah, mencegah kanker, hingga mengatasi sembelit. Melansir Badan Litbang Pertanian, kandungan glucomannan pada umbi porang dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar olahan pangan seperti konnyaku, mie shirataki, campuran kue, jeli, dan pengental sirup. Selain untuk industri pangan, kandungan glucomannan juga digunakan oleh industri farmasi sebagai bahan pengikat tablet, obat disentri, kolera, rematik, hingga obat untuk masalah pernapasan. Umbi porang juga dimanfaatkan untuk bahan perekat, bahan pelapis, hingga bahan baku kosmetik. Tepung   porang   atau tepung konjak sebetulnya sudah lama dikenal terutama   di   Jepang   sebagai   bahan   baku dalam pembuatan konyaku dan mi shirataki. Tepung porang sudah banyak dimanfaatkan dalam industri pangan sebagai bahan baku pengental sirup, saus, jeli, mie, dan beras analog.