Desa tambakan merupakan salah satu desa di Kecamatan
Kubutambahan Kabupaten Buleleng Provinsi Bali dengan luas 2.454 Ha berada pada
ketinggian ± 1200 m
dpl. Pada Tanggal 01 September 2022.
Kelapa Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng Ir.I Made Sumiarta,(Foto lingkaran
merah) melakukan kunjungan kerja ke desa tambakan bersama direktur PD Pasar,PT
Swatantra,Koordinator BPP Kecamatan Kubutambahan dan PPL wilbin Tambakan. Rombongan berkesempatan
berdialog dengan para Ketua Kelompoktani, sekaligus mendengarkan keluh kesah
para petani di tempat tersebut. Tujuan utama rombongan datang ke desa tambakan
untuk mencari solusi akibat mahalnya Cabe rawit/kecil di tingkat konsumen waktu
itu. Disamping itu pula Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng (Ir.I Made
Sumiarta) mencari sebab mengapa harga cabe rawit di tingkat konsumen sangat
mahal.
Desa tambakan merupakan basis pertanaman cabe besar di
Kecamatan Kubutambahan dan Kabupaten Buleleng umumnya,dengan luas pertanaman
rata-rata 35-50 ha per tahunnya. Saat beliau kelokasi pertanaman cabe besar
disambut oleh beberapa pengurus kelompoktani diantaranya : pengurus KTT Lembu Nadi,Pengurus
KTT Lembu Wibuh Winangun , pengurus KTT Giri Asih dan KTT Lumbung Sari,kesempatan
tersebut dimanfaatkan oleh Kepala dinas untuk memotivasi dan menyarankan agar
para petani di Desa Tambakan mencoba menanam Cabe rawit/kecil. Alasan dari
Kepala Dinas Pertanian sangat logis bahwa harga Cabe rawit secara umum lebih
tinggi jika dibanding dengan harga cabe besar. Disamping itu pula ketinggian
tempat masih memungkinkan untuk perkembangan/pertumbuhan cabe rawit. Lebih
lanjut Made Sumiarta membeberkan bahwa
trend peningkatan harga cabe rawit dalam 2 (dua) tahun terakhir (Tahun 2021-
2022) cenderung selalu berpihak kepada
petani atau mahal bahkan pada desember 2021 mencapai titik najir termahal yaitu
Rp.85.000/kg dan terendah harga Rp.20.000/kg pada bulan agustus 2021,namun
dibalik hal tersebut mahalnya cabe rawit justru menjadi salah satu pemicu
inflasi. Lebih lanjut Ir Made Sumiarta menyampaikan bahwa jika harga cabe mahal
sebenarnya saya senang artinya petani dapat keuntungan. Namun mahalnya harga
cabe ditingkat konsumen yang tidak wajar menjadi tanda Tanya saya . Apakah
karna produksi yang sedikit ataukah karena permainan para tengkulak, itu yang
saya harus ketahui. Jika karena produksi yang sedikit,saya harapkan petani di
desa tambakan mencoba menanam cabe kecil (kilahnya). Lebih lanjut direktur PD
Pasar menambahkan: jika para petani di desa Tambakan ini mau menanam cabe
rawit,PD Pasar siap membantu memasarkan dengan harga yang berlaku saat itu,
bahkan direktur PD Pasar mengajak Kelompoktani untuk bekerjasama dengan MOU
dalam pemasaran cabe rawit maupun cabe besar.
Dampak kunjungan kerja kepala dinas pertanian kab.Buleleng di
Desa Tambakan September tahun lalu berbuah manis, sekarang ini dapat dilihat
langsung yaitu semua pengurus kelompok yang hadir saat itu sekarang mau menanam
cabe rawit dalam jumlah yang cukup luas yaitu 5000-8000 pohon per orang,dan
telah ditiru oleh beberapa anggotanya sehingga luas pertanaman cabe saat ditulisnya
artikel ini mencapai 15 ha lebih.
Lebih dahsyat lagi saat panen perdana tgl 07 Februari 2023, janji verbal dari direktur PD Pasar Singaraja bulan September tahun lalu di realisasikan yaitu membeli cabe kecil dengan harga sesuai harga pasar bahkan melebihi dari harga tengkulak . Salah satu petani yang merupakan anggota kelompok Lembu Nadi ( I Wayan Selamat) mengungkapkan: saya sangat senang dan bersyukur serta berjaji akan terus menanam cabe kecil. Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Bpk Kepala Dinas Pertanian dan Bpk Direktur PD Pasar Buleleng telah berkenan datang tahun lalu menyuruh kami menanam Cabe rawit dan telah menepati janjinya untuk membeli cabe rawit saya (imbuhnya).