(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

DAMPAK KUNJUNGAN KADISTAN BULELENG PETANI DI DESA TAMBAKAN MULAI MENGEMBANGKAN TANAMAN CABE RAWIT

Admin distan | 09 Februari 2023 | 62 kali

Desa tambakan merupakan salah satu desa di Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng Provinsi Bali dengan luas 2.454 Ha berada pada ketinggian ± 1200 m dpl. Pada  Tanggal 01 September 2022. Kelapa Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng Ir.I Made Sumiarta,(Foto lingkaran merah) melakukan kunjungan kerja ke desa tambakan bersama direktur PD Pasar,PT Swatantra,Koordinator BPP Kecamatan Kubutambahan dan PPL  wilbin Tambakan. Rombongan berkesempatan berdialog dengan para Ketua Kelompoktani, sekaligus mendengarkan keluh kesah para petani di tempat tersebut. Tujuan utama rombongan datang ke desa tambakan untuk mencari solusi akibat mahalnya Cabe rawit/kecil di tingkat konsumen waktu itu. Disamping itu pula Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng (Ir.I Made Sumiarta) mencari sebab mengapa harga cabe rawit di tingkat konsumen sangat mahal.

Desa tambakan merupakan basis pertanaman cabe besar di Kecamatan Kubutambahan dan Kabupaten Buleleng umumnya,dengan luas pertanaman rata-rata 35-50 ha per tahunnya. Saat beliau kelokasi pertanaman cabe besar disambut oleh beberapa pengurus kelompoktani diantaranya : pengurus KTT Lembu Nadi,Pengurus KTT Lembu Wibuh Winangun , pengurus KTT Giri Asih dan KTT Lumbung Sari,kesempatan tersebut dimanfaatkan oleh Kepala dinas untuk memotivasi dan menyarankan agar para petani di Desa Tambakan mencoba menanam Cabe rawit/kecil. Alasan dari Kepala Dinas Pertanian sangat logis bahwa harga Cabe rawit secara umum lebih tinggi jika dibanding dengan harga cabe besar. Disamping itu pula ketinggian tempat masih memungkinkan untuk perkembangan/pertumbuhan cabe rawit. Lebih lanjut  Made Sumiarta membeberkan bahwa trend peningkatan harga cabe rawit dalam 2 (dua) tahun terakhir (Tahun 2021- 2022) cenderung  selalu berpihak kepada petani atau mahal bahkan pada desember 2021 mencapai titik najir termahal yaitu Rp.85.000/kg dan terendah harga Rp.20.000/kg pada bulan agustus 2021,namun dibalik hal tersebut mahalnya cabe rawit justru menjadi salah satu pemicu inflasi. Lebih lanjut Ir Made Sumiarta menyampaikan bahwa jika harga cabe mahal sebenarnya saya senang artinya petani dapat keuntungan. Namun mahalnya harga cabe ditingkat konsumen yang tidak wajar menjadi tanda Tanya saya . Apakah karna produksi yang sedikit ataukah karena permainan para tengkulak, itu yang saya harus ketahui. Jika karena produksi yang sedikit,saya harapkan petani di desa tambakan mencoba menanam cabe kecil (kilahnya). Lebih lanjut direktur PD Pasar menambahkan: jika para petani di desa Tambakan ini mau menanam cabe rawit,PD Pasar siap membantu memasarkan dengan harga yang berlaku saat itu, bahkan direktur PD Pasar mengajak Kelompoktani untuk bekerjasama dengan MOU dalam pemasaran cabe rawit maupun cabe besar.

Dampak kunjungan kerja kepala dinas pertanian kab.Buleleng di Desa Tambakan September tahun lalu berbuah manis, sekarang ini dapat dilihat langsung yaitu semua pengurus kelompok yang hadir saat itu sekarang mau menanam cabe rawit dalam jumlah yang cukup luas yaitu 5000-8000 pohon per orang,dan telah ditiru oleh beberapa anggotanya sehingga luas pertanaman cabe saat ditulisnya artikel ini mencapai 15 ha lebih.

Lebih dahsyat lagi saat panen perdana tgl 07 Februari 2023, janji verbal dari direktur PD Pasar Singaraja bulan September tahun lalu di realisasikan yaitu membeli cabe kecil  dengan harga sesuai harga pasar bahkan melebihi dari harga tengkulak . Salah satu petani yang merupakan anggota kelompok Lembu Nadi ( I Wayan Selamat) mengungkapkan: saya sangat senang dan bersyukur serta berjaji akan terus menanam cabe kecil. Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Bpk Kepala Dinas Pertanian dan Bpk Direktur PD Pasar Buleleng telah berkenan datang tahun lalu menyuruh kami menanam Cabe rawit dan telah menepati janjinya untuk membeli cabe rawit saya (imbuhnya). 



(BPP Kubutambahan)