Permasalahan kekurangan gizi merupakan permasalahan serius bagi Indonesia. Sekitar 30% penduduk dunia termasuk Indonesia, terutama anak-anak, berisiko menderita kekurangan gizi Zn. Dalam mewujudkan sumber daya manusia Indonesia yang sehat, cerdas, dan produktif diperlukan status gizi yang optimal, dengan cara melakukan perbaikan gizi secara terus menerus. Untuk itu, Pemerintah pada tahun 2022 melaksanakan kegiatan Peningkatan Produksi Padi melalui Budidaya Padi Kaya Gizi (Biofortifikasi).
Biofortifikasi merupakan upaya fortifikasi mineral penting melalui perakitan varietas. Keuntungan biofortifikasi antara lain: (1) dapat dikembangkan pada bahan makanan pokok, (2) lebih murah dan menguntungkan dari segi budi daya karena benihyang telah terfortifikasi hanya diperlukan sekali di awal penggunaan, selanjutnya benih dari pertanaman berikutnya dapat dikembangkan lebih lanjut oleh petani lain, (3) bermanfaat bagi masyarakat konsumen rawan gizi, dan (4) produksi tinggi dan ramah lingkungan. Badan Litbang Pertanian telah menciptakan varietas padi dengan kandungan Zn rata-rata 29,54 ppm yang dilepas Menteri Pertanian dengan nama Padi IR Nutri Zinc melalui Surat Keputusan Nomor: 168/HK.540/C/01/2019.
Tahun 2022, Kabupaten Buleleng menerima kegiatan Budidaya Padi Kaya Gizi (Biofortifikasi) seluas 200 ha, tersebar di 10 Subak/Poktan di 5 Desa, 3 Kecamatan yaitu Kecamatan Kubutambahan, Sawan dan Busungbiu.
Kamis, 25 Agustus 2022 dilaksanakan monitoring pengambilan ubinan di Subak Lanyahan Pakisan, Desa Pakisan, Kecamatan Kubutambahan. Hadir pada kegiatan tersebut Penyuluh Pertanian Ahi Muda (Substansi Produksi Tanaman Pangan), POPT Ahli Muda (Substansi Perbenihan dan Perlindungan Tanaman Pangan),PP Madya pada Bidang Tanaman Pangan, staf, POPT, PPL Wilbin serta petani pelaksana kegiatan. Dari hasil pengambilan ubinan diperoleh produktivitas sebesar 53,12 ku/ha GKP atau setara dengan 44,91 ku/ha GKG. Diharapkan kedepan hasil produksi bisa lebih meningkat dengan penerapan teknologi dan pendampingan yang lebih intensif.