Musim Panas yang terjadi antara bulan Juni
sampai dengan bulan September tahun 2024, memunculkan beberapa kendala serta penghambat
dalam aktifitas budidaya tanaman seperti terlambatnya atau terundurnya jadwal tanam
padi pada subak, terganggunya pertumbuhan vegetative dan proses terbentuknya
anakan produktif dan sulitnya aktifitas
petani di lahan sawah terutama pada kegiatan pemeliharaan khususnya pelaksanaan
penyiangan pada masa padi umur muda yang membutuhkan air ektra banyak karena
keperluan air di petakan mutlak dalam upaya penyiangan karena diperlukan
struktur lumpur untuk memudahkan kegiatan penyiangan, keadaan ini tidaklah mudah dalam penanggulangannya
terkait dengan kelangsungan pertumbuhan tanaman.
Subak
Gebang Desa Subuk Kecamatan Busungbiu memiliki luas baku sawah 30,00 ha
dengan IP-300. Rerata umur tanaman saat
ini antara 44 S/d 51 Hst
yang pada saat tanaman umur antara 21-35 hari debit air terputus akibat adanya kegiatan perbaikan irigasi pada daerah hulu ( Subak bantiran Kecamatan Pupuan Kabupaten Tabanan ) karena air irigasi yang dimiliki oleh subak Gebang status natak tiis ( memanfaatkan resapan/tirisan ) dari subak di bagian hulu. Upaya penanggulangan yang telah dilakukan oleh subak adalah memanfaatkan secara maksimal debit air yang ada dari sumber pangkung, mengontrol dengan mengaktifkan patroli air secara beregu, menerapkan system gilir agar tanaman bisa bertahan hidup sambil menunggu musim hujan turun.
Dampak yang ditimbulkan atas musim panas bulan September lalu menjadikan tumbuhnya gulma yang tak terbendung, seperti rumput lapangan, Gulma berbatang lunak seperti rumput teki, jenis genjer dll. Dampak lanjutan adalah sulitnya melakukan penyiangan dan butuh waktu dan tenaga serta biaya yang lebih banyak tentu dampaknya yang signifikan turunya produktifitas serta pendapatan petani.
Demikian upaya yang dilakukan subak gebang dalam hal penanggulangan hal darurat yang saat ini telah terbantu kelangsungan hidup tanamannya karena sudah mulai turunnya hujan, namun diikuti dengan masalah baru yaitu populasi dan pertumbuhan gulma yang tidak terkendali namun mereka tanpa ragu dan optimis akan keberhasilanya walaupun dengan tambahan biaya dalam penanggulangan OPT.
(BPP Busungbiu)