Selasa, 23 September 2025, melaksanakan kegiatan diseminasi informasi teknologi pertanian "Teknik penampungan urine kambing dan manfaatnya"
Teknik kandang untuk penampungan urine kambing secara langsung melibatkan pembangunan kandang dengan lantai berlubang atau miring untuk mengalirkan urine ke tempat penampungan di bawahnya. Penampungan bisa dilakukan menggunakan ember, drum plastik, atau saluran yang mengarah ke wadah besar, di mana urine kemudian dapat diolah menjadi pupuk cair dengan penambahan EM4 dan molases melalui proses fermentasi.
Langkah-langkah pembuatan kandang penampung:
Pilih Lokasi dan Ukuran: Tentukan lokasi yang akan menjadi kandang kambing. Ukuran kandang yang ideal adalah sekitar 1,5 meter panjang dan 1,2 meter lebar untuk menampung 3-5 ekor kambing.
Buat Lantai Kandang:
Lantai Berlubang: Buat lantai kandang dari material seperti kayu atau bambu dengan celah yang cukup besar agar urine dapat menembus dan jatuh ke bawah.
Lantai Miring: Buat lantai kandang miring secara bertahap menuju satu sisi atau sudut, sehingga urine akan mengalir ke area penampungan.
Sediakan Saluran atau Wadah Penampungan:
Di Bawah Lantai: Pasang saluran atau talang di bawah lantai kandang yang miring untuk mengumpulkan urine yang mengalir.
Wadah Penampung: Alirkan urine dari saluran ke dalam wadah penampung seperti drum plastik atau tangki besar yang ditempatkan di bawah kandang.
Pastikan Kebersihan dan Kesehatan:
Bahan Kuat: Pilih material yang kuat dan tahan lama untuk mencegah kebocoran atau kerusakan.
Hindari Tumpukan: Pastikan tidak ada tumpukan kotoran yang menghalangi aliran urine ke wadah penampung.
Pemrosesan Urine:
Fermentasi: Setelah urine terkumpul, tambahkan cairan EM4 dan molases (tetes tebu) ke dalam wadah, lalu fermentasi selama sekitar dua minggu untuk mengubahnya menjadi pupuk cair organik (POC) yang tidak berbau menyengat.
Dengan sistem kandang ini, limbah urine kambing yang berpotensi menjadi polusi dapat tertampung dan diolah menjadi pupuk bernutrisi tinggi untuk tanaman.