Cabai (Capsicum frutescens L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting. Besarnya kebutuhan menjadikan cabai sebagai komoditas yang menjanjikan. Permintaan cabai
yang tinggi untuk kebutuhan bumbu masakan dan obat-
obatan merupakan potensi untuk memperoleh keuntungan. Tidak heran
jika cabai merupakan komoditas hortikultura yang mengalami fluktuasi
harga paling tinggi. Harga cabai yang tinggi memberikan
keuntungan yang tinggi pula bagi petani. Keuntungan yang diperoleh dari
budidaya cabai umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan budidaya
sayuran lain.
PPL Wilbin Desa Suwug melakukan peninjauan lapangan hari Selasa, 15 Pebruari 2022 ke lahan petani cabai milik Bapak Gede Arnawa. Petugas PPL menyampaikan bahwa pada musim hujan, tanaman cabai sangat rentan terserang hama penyakit. Ada enam faktor penting yang harus dilakukan agar tanaman bisa berkembang dengan optimal yaitu pemilihan lokasi yang sesuai, benih unggul, pengolahan lahan, pemupukan berimbang, pengendalian OPT dan terakhir penanganan panen dan pasca panen. Dalam budidaya tanaman cabai Bapak Gede Arnawa menjelaskan bahwa dalam budidaya tanaman cabai yang dilakukan pertama kali ini menggunakan pupuk organik dan pengendalian OPT menggunakan pestisida nabati yang terbuat dari rempah-rempah yang ada disekitar serta penggunaan mulsa plastik mencegah serangan hama penyakit akibat pantulan sinar matahari dari mulsa plastik. Teknik budidaya yang dilakukan diapresiasi oleh PPL Wilbin. Petani diharapkan agar mengutamakan penggunaan bahan organik yang ada di sekitar untuk pertanian yang berkelanjutan dan memperkecil biaya yang dikeluarkan.