Salah satu tantangan petani dalam mencapai produksi padi yang optimal adalah organisme pengganggu tanaman (OPT) jenis gulma. Gulma dapat mengganggu produktivitas sejak persiapan tanam hingga panen padi. Gulma di pertanaman padi adalah kompetitor dalam menyerap air dan unsur hara, sehingga tanaman padi akan kekurangan nutrisi sehingga menurunkan produksi. Pertumbuhan gulma yang sangat cepat dan dapat mendominasi lahan budidaya dan sangat sulit untuk dikendalikan.
Berbagai jenis gulma sering ditemui pada lahan budidaya padi, seperti gulma daun lebar, daun sempit, dan juga teki. Pengendalian yang tepat dan cepat adalah kunci untuk mengendalikan gulma dan mempertahankan produksi padi tetap optimal. Ada 3 cara melakukan pengendalian gulma diantaranya ; 1. Penyiangan dengan Tangan; 2. Cara Mekanis; 3. Penggunaan Herbisida. Dari ketiga cara pengendalian gulma di atas petani bernama Ketut Sukra di Subak Pumahan Desa Poh Bergong menggunakan pengendalian secara mekanis dengan alat gasrok/ kiskis. Gasrok / kiskis merupakan teknologi atau alat penyiangan gulma padi manual yang dimodifikasi untuk menekan dan mengurangi penggunaan herbisida (racun rumput), yang sebelumnya digunakan oleh petani dalam metode konvensional.
Gasrok / kiskis sangat ramah lingkungan, tidak mencemari air, tanah, udara dan tanaman budidaya. Yang paling penting dari hasil teknologi ini adalah menyehatkan bagi alam dan manusia. Metode penggunaan gasrok / kiskis juga bermanfaat agar tidak terjadinya degradasi serangga tanaman, rumput atau gulma ditenggelamkan sehingga dapat menjadi nutrisi kembali bagi tanaman budidaya. Penggunaan gasrok/kiskis dilakukan dengan cara menarik dan mendorong gasrok/kiskis untuk mencabut gulma yang tumbuh dilahan pertanian, untuk mempermudahnya terlebih dahulu lahan diberikan air dengan tujuan membuat tanah menjadi lunak dan mempermudah penggunaan gasrok/kiskis.
(BPP BULELENG)