Hama merupakan organisme penginfeksi tanaman yang menimbulkan kerusakan sehingga berdampak pada penurunan hasil pertanian. Penurunan hasil pertanian yang ditimbulkan oleh hama memiliki kisaran yang bervariasi, mulai dari penurunan hasil panen yang tidak terlalu singifikan sampai tahap paling parah, yaitu gagal panen. Salah satu jenis hama yang sering menyebabkan kerugian parah terhadap hasil pertanian adalah Penggerek Batang Padi (Scirpophaga innotata).
Penggerek batang padi adalah salah satu hama yang paling sering menyerang tanaman padi dengan intensitas serangan sampai 90%. Hama ini menyerang tanaman padi pada berbagai fase pertumbuhan mulai dari fase vegetatif sampai generatif. Gejala yang ditimbulkan dari serangan hama penggerek batang secara umum ada 2 jenis, yaitu Sundep untuk serangan pada masa vegetatif dan Beluk pada saat malai muncul.
Pada hari Senin, 3 Oktober 2022 dilakukan pengamatan OPT oleh petugas POPT Kecamatan Buleleng Nyoman Sudiarsa, S.P dan PPL Desa Baktiseraga yaitu Mohamad Hanan, S.P di Subak Uma Panji, Desa Baktiseraga. Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa jenis padi varietas inpari 32 berumur 25-30 hst mengalami layu menggulung dan saat dicabut mudah terlepas. Dalam batang terdapat larva berwarna putih yang biasa kita sebut larva penggerek batang atau dengan nama latin Scirpophaga innotata.
Hama ini menyerang padi mulai dari persemaian, fase vegetatif, fase generatif hingga menjelang panen. Pada vase vegetatif Larva menyerang tanaman padi dengan memotong bagian tengah anakan menyebabkan pucuk layu, hingga akhirnya mati. Gejala serangan pada fase generatif berupa malai muncul putih dan hampa. Ngengat dewasa penggerek batang aktif pada malam hari dan siklus hidup keseluruhan sekitar 40 sampai 70 hari. Telur biasanya diletakkan di bawah permukaan daun atau dekat ujung daun dengan ciri seperti gundukan kecil yang diselimuti bulu-bulu halus mengkilap yang berasal dari bulu belakang ngengat induk betina. Telur akan menetas setelah enam hingga tujuh hari. Larva kemudian bergerak ke bawah menuju pangkal dan mulai menggerek anakan utama, hingga setelah mulai dewasa beralih ke anakan lainnya.
Larva awalnya menyerang akar hingga menyerang batang padi bagian dalam. Saat larva menyerang akar gejala yang ditimbulkan berupa anakan kerdil atau mati. Adapun ketika sudah masuk ke dalam batang, maka larva akan merusak pembuluh bagian dalam batang. Dengan demikian, batang putus dan saat dicabut mudah terlepas. Maka dari itu, upaya pengendalian OPT yang disarankan oleh POPT untuk mencegah kerugian akibat serangan penggerek batang yaitu :
1. Pengendalian dengan melakukan pengaturan pola tanam
Lakukan penanaman serempak pada seluruh areal/hamparan persawahan gilir pertanaman padi dengan palawija untuk memutus siklus hidup Hama penggerek Batang Padi Lakukan pertanaman setelah lewat populasi jumlah ngengat yang terlihat di tunggul padi, untuk langkah ini perlu dilakukan pengamatan.
2. Pengedalian secara mekanik
Pengumpulan kelompok telur Penggerek Batang Padi pada saat masih di areal persemaian padi Menangkap ngengat Penggerek dengan lampu perangkap. Saat panen, usahakan memotong batang padi hingga pangkal batang dan kemudian dilakukan perendaman areal sawah setelahnya dengan ketinggian 10 cm
3. Pengendalian secara hayati
Pemakaian agensi hayati yang berupa Natural BVR dari awal tanam sangat efektif untuk mencegah hama sundep beluk tersebut. Natural BVR yang mengandung jamur Beuveria bassiana, dengan kandungan 10 pangkat 10 spora per gramnya mampu mencegah sundep beluk dengan tidak mematikan musuh alaminya. Jadi, dengan sekali semprot, maka hama dan penyakit pada padi serta merta tercegah dan terkendali, dengan didukung sertifikasi serta kualitas yang tidak perlu diragukan maka pemakaian Natural BVR sangat dianjurkan bagi petani dari awal tanam. Selain itu gunakan agensi hayati Natural Glio yang mengandung Gliocladium sp dan Trichoderma sp di awal tanam dengan di campurkan pupuk kandang atau kompos yang sudah matang. Pemupukan yang teratur dengan menyeimbangkan unsur makro maupun mikro yang di perlukan tanaman padi.yaitu dengan pemakaian pupuk organic/kompos yang sudah matang dengan di campurkan 50% pupuk kimia yang biasa di pakai.
4. Pengendalian dengan Menggunakan Insektisida Kimia
Alternatif terakhir adalah penggunaan insektisida berbahan aktif monokrotofos, triazofos, diklhrofos, atau karbofuran efektif untuk menekan serangan penggerek batang padi.