Identifikasi Potensi Wilayah Desa Tambakan Yang disampaikan oleh Penyuluh Pertanian wilayah binaan Desa Tambakan, menunjukkan produksi yang sangat tinggi untuk komoditas kopi arabika dan komoditas hortikultura. Selanjutnya untuk mengembangkan potensi tersebut Bidang Penyuluhan Dinas Pertanian Kab. Buleleng melakukan kunjungan ke Desa Tambakan. (02/06)
Potensi Kopi Arabika yang sangat besar di tunjukan mayoritas petani di Desa Tambakan adalah Petani kopi arabika dengan kualitas biji kopi atau been yang super.
Selama ini pemasaran kopi di laksanakan oleh petani kopi melalui pengepul yang biasa mengambil biji kopi merah, jadi petani kopi jarang mengolah kopi karena pengepul langsung membeli biji kopi segar. Di Desa Tambakan terdapat pengolahan kopi sekala industri dengan jumlah produk sebanyak 600-800 ton selama setahun. Untuk kebutuhan ekspor ke Jepang. Produksi been kopi sebanyak itu di peroleh dari biji kopi merah sebanyak 3000 - 4000 ton kopi segar. Produksi Kopi segar tersebut diperoleh dari petani kopi di daerah tambakan Buleleng, Plaga Badung dan Catur Bangli. Produksi sebanyak 600 - 800 ton diolah selama 2 bulan produksi.
Produksi kopi tambakan merupakan 1 Identifikasi Geografis (IG) kopi yaitu kopi Kintamani yaitu honey kopi. Kondisi tersebut tentu saja tidak mampu menunjukkan potensi pertanian Desa Tambakan, untuk itu perlu dilakukan branding untuk produk kopi arabika Desa Tambakan walaupun menjadi 1 wilayah IG kopi Kintamani. Beberapa kelompok petani kopi agar melaksanakan pemasaran 1 pintu dengan branding Kopi Tambakan, sehingga potensi pertanian Desa dapat dikenal sebagai potensi Desa sendiri, tentu saja hal itu dilakukan untuk menaikkan branding Desa dan potensi yang lainnya. Perlu usaha bersama untuk mengemas branding Desa Tambakan pada setiap produk yang dihasilkan di Desa tersebut, untuk itu perlu usaha bersama dari seluruh lembaga dan aparat di Desa. Hal tersebut dapat dimulai dari pembuatan potensi Desa sehingga setiap warga Desa sadar akan potensi yang ada, utama produk utama yaitu pertanian.